Berita Palembang

Curhat Seorang Pengusaha Pedagang Bakso, Sudah Bayar Keamanan di Bawah Ampera Masih Diganggu Preman

Sudah membayar uang keamanan, pedagang bakso di bawah Jembatan Ampera masih dihantui trauma lantaran masih diganggu preman.

Editor: Refly Permana
Istimewa
Ilustrasi penganiayaan 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Seorang pengusaha bakso di Palembang, Et, merasa trauma lantaran pedagang bakso yang kerja dengannya sering diganggu preman saat berjualan di bawah Jembatan Ampera.

Padahal, dirinya sudah membayar keamanan dengan harapan pedagang bakso yang kerja dengannya bisa nyaman mencari uang.

Namun, jangankan nyaman berjualan, gerobak milik perempuan 29 tahun itu malah dirusak dan seorang pegawainya mendapat penganiayaan.

Baca juga: Video Jatanras Polda Sumsel Tangkap Owner Arisan Online, Tipu Korban Hingga Ratusan Juta

"Padahal kami sudah bayar uang keamanan kepada mereka setiap hari sebesar Rp 28 ribu per pedagang," ujar Et, Rabu (13/1/2021).

Et menjelaskan, tidak hanya itu, para preman tadi juga sering minta uang diluar uang keamanan, bahkan sering makan tidak bayar. 

"Saya awal berjualan di sana bayar kepada mereka Rp 1,8 juta dan per hari Rp 28 ribu, tapi tetap saja diganggu.

Ttidak hanya saya namun pedagang lain juga tidak luput dari gangguan mereka," kata Et. 

Diketahui, Et sudah puluhan tahun berjualan di bawah Jembatan Ampera

"Saya sering ganti pegawai, setelah mereka ganggu, pegawai saya berhenti dan ganti lagi begitu seterusnya," bebernya. 

Ia berharap agar para pelaku tertangkap. 

Baca juga: Ketua MAKI: Informasi dari Intelijen Sebut Koruptor Harun Masiku Sengaja Dibunuh, Siapa Pelakunya?

"Tidak ada yang berani melaporkan meraka karena takut. Karena melihat pegawai saya luka dan gerobak hancur saya memutuskan melaporkan mereka ke polisi," tutupnya. 

Atas kejadian perusakan tersebut, korban mengalami kerugian Rp 10 juta. 

Sebelumnya diberitakan, seorang pedagang pegawai bakso yang berjualan di bawah Jembatan Ampera mengalami luka di kepala duduga akibat dianiaya preman di kawasan tersebut, Selasa (12/1/12021) sore. 

Pedagang tersebut ternyata bekerja dengan Et, dimana kejadian bermula saat pegawainya berjualan di TKP menggunakan grobak. 

Kemudian datang seorang yang diduga preman ingin menukar uang Rp 5000 rupiah kepada pegawainya. 

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved