Korupsi dan Punya 2 isteri, Mantan Bankir China Dihukum Mati
Sejak Xi Jinping berkuasa pada tahun 2013 lalu, banyak pejabat tinggi China dipenjara. Meski hanya satu yang kemudian dieksekusi mati, yakni Zhao Lipi

Selain itu, mantan ketua Huarong Asset Management Co itu diketahui mempunyai dua istri, di mana dia juga mempunyai anak yang tak sah secara hukum.
Huarong merupakan satu dari empat perusahaan yang didirikan pada 1999 untuk membantu membersihkan utang yang membelit perbankan China.
Dilansir AFP Selasa (5/1/2020), kini perusahaan tersebut melakukan ekspansi usaha dengan fokus kepada pinjaman, investasi, dan bisnis properti.
Kejatuhan Lai dimulai pada April 2018, setelah penyidik tak hanya mencabutnya dari pekerjaannya, namun juga mencopotnya dari keanggotaan partai.
Dia juga disebut menggunakan posisinya untuk mencuri dana publik sebesar 25 juta yuan (Rp 53,8 miliar) sepanjang 2009 sampai 2018.
Baca juga: Saksi Kunci Kasus Dugaan Korupsi yang Melibatkan Edhy Prabowo Meninggal, Keluarga Ungkap Penyebabnya
Saat membuat pengakuan di TV, Lai menuturkan dia menyimpan semua uang hasil kejahatannya. "Saya tak membelanjakannya sepeser pun," ungkapnya.
Dia menyebut apartemennya sebagai supermarket, karena dia rutin berkunjung ke sana untuk sekadar menyimpan uang hasil korupsinya.
CCTV melaporkan bagaimana Lai, yang sempat bekerja di Komisi Regulator Perbankan China, menerima suap berbentuk mobil mewah dan emas batangan.
Media itu bahkan menyiarkan wawancara dengan pelaku yang mengakui perbuatannya bahkan sebelum mereka dihadapkan pada pengadilan.
Langkah itu sering dikritik pengacara maupun organisasi HAM karena memaksa seseorang untuk mengakui sesuatu dalam tekanan.
Foto yang dipublikasikan oleh pengadilan memperlihatkan si mantan bankir berdiri menghadap hakim yang kemudian menjatuhkan hukuman mati.
Hukuman itu memang mengakhiri salah satu kasus kejahatan finasial terbesar yang pernah menimpa "Negeri Panda", dengan pemerintah makin tegas menindak praktik rasuah.
Namun di sisi lain, oposisi menyebut pemerintahan Presiden Xi Jinping menggunakan langkah itu untuk menyasar lawan yang mengritik kepemimpinan partai komunis.
Sejak Xi berkuasa pada 2013, banyak pejabat tinggi China yang dipenjara.
Meski hanya satu yang kemudian dieksekusi mati, yakni Zhao Liping.
Amnesty International menduga, ada ribuan orang yang mendapatkan vonis mati dan dieksekusi di "Negeri Panda" setiap tahunnya.