Gubernur Sumsel Siap Divaksin Pertama, Ahli Mikrobiologi: 'Jangan Disuntikan Dulu' Tunggu 3 Protap
Terkait dengan kedatangan vaksin ini, orang nomor satu di Sumsel H Herman Deru mengaku siap divaksin pertama kali, atau menjadi percobaan.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Keberadaan vaksin yang siap divaksinasi ke tubuh orang adalah harapan satu-satunya untuk memutus rantai penyebaran Virus Corona atau Covid-19, di mana khususnya di Sumsel sudah menerima 30 ribu vaksin.
Terkait dengan kedatangan vaksin ini, orang nomor satu di Sumsel H Herman Deru mengaku siap divaksini pertama kali, atau menjadi percobaan.
Adapun vaksin yang diterima di Sumsel ada vaksin Sinovac dari China, dan kini sudah didistribusikan ke beberapa wilayah, salah satunya di Sumsel Senin (4/1/2021) kemarin.
Terkait dengan kesiapan Gubernur Sumsel tersebut, Ahli Mikrobiologi Sumsel Prof Yuwono M Biomed tetap memberikan peringatan agar hati-hati saat menerima vaksinasi.
Sebab, status vaksin tersebut masih dalam tahap uji klinis dan belum sepurna bagaimana kekuatan dan ketahanannya bagi tubuh setelah menerima vaksin sinovac tersebut.
Sebab, jika tidak hati-hati maka dikhawatirkan ada efek-efek tertentu dan hal ini harus menjadi perhatian utama, saat nantinya Gubernur Sumsel H Herman Deru dan tenaga kesehatan (nakes) menerima vaksin anti Covid-19 tersebut.
Berikut ini beberapa fakta yang diungkapkan oleh Prof Yuwono terkait dengan kondisi terkini bagaimana status vaksin Sinovac tersebut sebagaimana dirangkum dari hasil tim liputan Sripoku.com di Sumsel:
===
Sumsel Teruma 30 Dosis
Seperti diketahui, Sumsel menerima 30 ribu dosis vaksin yang nantinya akan kembali didistribusikan ke beberapa kota dan kabupaten prioritas.
Namun vaksin ini masih dalam tahap distribusi, belum dapat langsung dilakukan Vaksinasi ke orang yang masuk dalam prioritas pemberian vaksin.
Maka itu, Ahli Mikrobiologi Sumsel, Prof Dr dr Yuwono M Biomed meminta pemerintah untuk berhati-hati sebelum melakukan vaksinasi.
Dia menilai ada dua hal penting yang harus dipertemukan sebelum adanya Vaksinasi.
Pertama, vaksin Sinovac yang menjadi pilihan pemerintah adalah kebijakan pemerintah Indonesia yang sudah diterima dan didistribusikan.
Kedua, secara ilmiah vaksin Sinovac yaitu virus yang dilemahkan, yang mana zat yang terkandung didalamnya sekarang sedang diteliti oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan kehalalannya oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) tetapi hasilnya belum keluar, masih menunggu izin edar dan kehalalannya.
Ketiga, Seperti yang diketahui, vaksin secara ilmiah harus lolos uji klinik fase 3 terlebih dahulu, sedangkan China dan Indonesia belum mengumumkan apa hasil secara ilmiah mengenai vaksin Sinovac.