Vaksin Covid 19 Tiba di Sumsel
BRIMOB Bersenjata Jaga Ketat Vaksin Sinovac Selama 24 Jam, Disimpan di Ruangan 2 Derajat Celcius
Puluhan anggota Brimob mengawal ketat 16 dus besar vaksin Covid-19 di Sumsel tersebut sampai ke gudang penyimpanan.
Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria
SRIPOKU.COM, PALEMBANG --- Sebanyak 30 ribu dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac telah tiba di gudang penyimpanan vaksin Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumsel jalan Mayor Salim Batubara Sekip Pangkal Palembang, Senin (4/1/2021) pagi.
Puluhan anggota Brimob denganb bersenjata laras panjang mengawal ketat 16 dus besar vaksin Covid-19 tersebut sampai ke gudang penyimpanan.
Sebelum nantinya didistribusikan ke kabupaten/kota di Sumsel, vaksin virus corona itu akan dijaga ketat oleh anggota Brimob Polda Sumsel selama 24 jam.
Setibanya di gudang penyimpanan, vaksin tersebut langsung dipindahkan ke dalam box pendingin berwarna biru dengan temperatur suhu 2-8 derajat celcius.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel, Lesty Nuraini menjelaskan seluruh daerah bakal penerima vaksin Covid-19 telah menyiapkan sarana prasarana penyimpanan vaksin dengan baik. Pada saat pendistribusian vaksin akan disimpan ke dalam suhu 2-8 derajat celcius.
"Suhunya minimal 2 derajat celcius. Hal ini dilakukan agar kualitas vaksin tetap terjaga dan berkualitas pada saat pendistribusian kepada penerima," katanya.
Ia mengungkapkan, distribusi vaksin sinovac ini dijadwalkan selama tiga hari ke 7 Kabupaten/Kota yang ada di Sumsel yaitu Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, Ogan Ilir (OI), Pali, Palembang dan Prabumulih.
Untuk pendistribusian ke daerah penerima Dinkes Sumsel masih berkordinasi dengan pusat terkait jadwal pastinya.
Adapun rincian pembagian vaksin yakni, OKI mendapatkan 3.328 dosis, Muba mendapatkan 3.128 dosis, Banyuasin mendapatkan 2.853 dosis, OI mendapatkan 2.328 dosis, PALI mendapatkan 1.328 dosis, Palembang mendapatkan 14.080 dosisdan Prabumulih mendapatkan 2.816 dosis.
"Daerah penerima vaksin memang sesuai sasaran kita. Untuk tahap pertama ini kita masih menunggu petunjuk pusat, rencananya hari ini tetap tidak jadi," jelas Lesty.
Lesty menyebut, untuk tahap pertama prioritas pemberian vaksin akan diutamakan terhadaptenaga kesehatan (Nakes), kemudian menyusul kelompok lainnya. Untuk saat ini total tenaga medis yang bakal diberikan vaksin ada 58.840 orang.
"Namun tenaga non medis kan juga masih banyak seperti administrasi, sopir, dan lain-lain yang termasuk berisiko.Mereka itu disebut sumber daya manusia (SDM) kesehatan," ungkapnya.

Baca juga: BREAKING NEWS : 30 Ribu Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba di Sumsel, Begini Penampakannya
Baca juga: Palembang, Paling Banyak Dapat Jatah Vaksin Covid-19, Hari Ini Disebar ke 7 Kabupaten Kota di Sumsel
Diberitakan sebelumnya, 30 ribu dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac tiba di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Senin (4/1/2020) pagi.
Vaksin langsung disimpan di gudang vaksin di Jalan May Salim Batubara Kota Palembang, dengan pengawalan ketat dari Polda Jabar.
Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) kebagian 58 ribu dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac, asal Tiongkok untuk tahap pertama.
"Secara keseluruhan kita mengajukan 5,7 juta vaksin. Untuk tahap pertama kita mendapatkan alokasi vaksin sebanyak 58 ribu dosis/vial," kata Kasi Surveilens dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Yusri saat dikonfirmasi, Minggu (3/1/2020).
Menurut Yusri, untuk tahap pertama Sumsel akan menerima 58 ribu dosis vaksin.
Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, maka akan diterima 30 ribu dosis lebih dahulu.
Selanjutnya vaksin yang sudah diterima segera didistribusikan ke kabupaten/kota.
"30 ribu dosis sudah diberangkatkan dari Bandung dari Biofarma. Pengirimannya lewat darat, besok pagi sampai dan akan kita bongkar di Gudang Vaksin Palembang, Jalan Asrama Putra, Sekip," kata Yusri.
Untuk tahap awal akan didistribusikan di 7 Kabupaten/Kota yaitu Ogan Komering Ilir (OKI), Musi Banyuasin (Muba), Banyuasin, Ogan Ilir (OI), Pali, Palembang dan Prabumulih.
Dari Kabupaten/Kota nanti akan mengambil di Provinsi.
"Setelah habis 30 ribu dosis, maka akan kita pesan lagi 28 ribu dosis dan akan didistribusikan lagi. Tahap pertama ini untuk tenaga kesehatan (Nakes), kemudian menyusul tenaga kesehatan lainnya dan masyarakat," katanya.
Adapun jumlah tenaga medis berdasarkan data sementara sebanyak 58.840 yang bakal disuntik.
Namun tenaga non medis kan juga masih banyak seperti administrasi, sopir, dan lain-lain yang termasuk beresiko.
Mereka itu disebut sumber daya manusia (SDM) kesehatan.
Menurut Yusri setelah vaksin sampai nanti akan disimpan terlebih dahulu di Kabupaten/Kota.
Lalu menunggu informasi dari pusat terkait ijin edar daruratnya, fatwa MUI nya dan lain-lain. Itu semuanya wewenang pusat.
Maka sesuai petunjuk pusat dan kalau memenuhi unsur itu tingal dilaksanakan.
"Kalau diagendakan dari pusat pada tanggal 14 Januari 2021 akan mulai dilakukan penyuntikan perdana.
Untuk vaksinasi ini dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dan rumah sakit," katanya.
Menurut Yusri, kriteria yang divaksin seperti umur di atas 18 tahun.
Lalu tidak ada komorbid (penyakit penyerta), kalaupun ada sudah terkontrol atau diperbolehkan oleh dokter yang merawatnya.
Kemudian tidak sedang terkena Covid-19, tidak sedang hamil dan lain-lain.
"Kita sudah siap, logistik juga sudah siap tinggal vaksin datang. Untuk vaksinator juga sudah dijadwalkan akan dilatih mulai tanggal 11-27 Januari 2020, sebanyak 2.550 vaksinator," katanya.
Menurut Yusri, sebenarnya vaksinator tidak perlu lagi dilatih, karena dalam hal menyuntik sudah paham, seperti bidan, perawat, dokter sudah menjadi kesehariannya.
Namun menurutnya, sifatnya lebih ke arah manajemen pengelolaan vaksinnya. Karena kalau tidak dipelihara bisa rusak.

April untuk Masyarakat Umum
Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tirmidzi mengatakan, Indonesia menargetkan vaksinasi akan dilakukan selama 15 bulan yang akan dihitung mulai dari Januari 2021 hingga Maret 2022.
Pernyataan tersebut sekaligus meralat pernyataan Menkes Budi Gunadi Sadikin yang sebelumnya menyebut proses vaksinasi akan dilakukan selama 3,5 tahun.
Dalam rentang waktu tersebut Siti menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi akan dilakukan secara bertahap dalam 2 periode.
Lebih lanjut, Siti Nadia menjelaskan periode pertama dilakukan di bulan Januari hingga April 2021 dan akan diprioritaskan kepada 1,3 juta tenaga kesehatan dan 17,4 juta petugas publik yang ada di 34 provinsi.
Untuk periode kedua akan dilakukan selama 11 bulan yang akan dimulai pada April 2021 hingga Maret 2022 yang akan menjangkau jumlah masyarakat sisa dari periode pertama.
“Kita ketahui pelaksanaan vaksinasi ini akan membutuhkan waktu 15 bulan yang akan berlangsung selama 2 periode,” kata Siti Nadia dalam konferensi pers daring, Minggu (3/1).
Siti Nadia Tirmidzi menjelaskan yang dimaksud Menkes terkait waktu 3,5 tahun adalah proyeksi penyelesaian vaksinasi untuk seluruh dunia.
“Indonesia sendiri kami tegaskan bahwa kita akan membutuhkan waktu 15 bulan seperti yang sudah pernah disampaikan bapak Menteri pada saat konferensi pers di Istana sebelumnya,” ujar Siti Nadia.
Siti mengatakan rencana vaksinasi merupakan momentum penting dalam upaya keluar dari krisis akibat pandemi covid-19. Selama vaksinasi, protokol kesehatan juga perlu untuk terus dijalankan untuk melindungi tenaga kesehatan dan tenaga pelayanan public yang memiliki resiko terpapar lebih tinggi.
“Kami berikan apresiasi kepada tenaga kesehatan dan petugas publik dengan memprioritaskan mereka untuk menjadi kelompok pertama yang akan menerima vaksin bersama pemerintah,” kata Siti.
Ia mengatakan vaksin sangat penting, tidak hanya untuk melindungi tenaga kesehatan maupun petugas pelayanan tersebut tapi juga akan melindungi keluarga mereka dan masyarakat secara luas. Sehingga para tenaga kesehatan tersebut dapat segera pulang dan bertemu dengan keluarga.
“Pentingnya proses vaksinasi, maka pemerintah berupaya sekuat tenaga untuk menghadirkan vaksin yang aman, efektif dan sesuai saran para ahli untuk diberikan kepada masyarakat luas secara cuma-cuma (gratis),” ujarnya.
Lebih jauh Siti Nadia menyatakan bahwa banyak missed informasi ataupun kabar palsu alias hoaks mengenai vaksin dan vaksinasi Covid-19 yang beredar di masyarakat.
Oleh karena itu Siti Nadia meminta masyarakat merujuk pada situs resmi pemerintah mengenai informasi vaksin ataupun vaksinasi Covid-19.
"Kami menyadari banyak sekali missinformasi ataupun hoaks yang mungkin beredar mengenai vaksin, untuk itu kami mengimbau mohon agar informasi dapat selalu mengacu pada situs covid-19.go.id," katanya.
Selain meminta masyarakat untuk mengacu pada situs resmi, Nadia juga mengingatkan untuk tidak lengah menerapkan protokol kesehatan 3M yakni mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, meskipun vaksinasi Covid-19 akan segera dilakukan.
Penerapan protokol 3M serta langkah pemerintah melakukan 3T (tracing, testing, dan treatment) merupakan upaya lengkap yang tidak dapat dipisahkan dalam penanggulangan pandemi Covid-19.
"Jangan lupa terapkan 3M dan hindari kerumunan lebih baik kita mencegah daripada kita jatuh sakit," katanya. (Tribun Network/fik/ras/van/kps/wly)