Prediksi Iklim 2021, BMKG Ingatkan Potensi Banjir dan Curah Hujan di Indonesia Meningkat

Berikut prediksi prospek iklim di tahun 2021 dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Editor: adi kurniawan
ISTIMEWA
Ilustrasi 

"Agar mewaspadai adanya ancaman bencana hidrometeorologi seperti genangan, banjir, longsor dan banjir bandang, serta diminta terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini dari BMKG," tandas Dwikorita.

Kepala Pusat Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) A. Fachri Radjab memprediksi curah hujan tahun ini akan lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. 

Fachri mengatakan curah hujan yang lebih tinggi pada tahun ini disebabkan oleh fenomena La Nina.

La Nina sendiri adalah fenomena yang ditandai dengan suhu lebih dingin di kawasan Samudera Pasifik bagian tengah dan timur, sedangkan di bagian barat lebih panas.

Hal ini memicu peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia. 

"Musim hujan tahun ini, kita perkirakan jumlah curah hujannya akan lebih banyak dari normalnya karena ada fenomena La Nina," ujar Fachri, dalam diskusi Polemik Trijaya bertajuk 'Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita - Mitigasi Bencana Sekarang Juga', Sabtu (14/11/2020). 

Sejak pertengahan bulan September, Fachri mengatakan pihaknya sudah mendeteksi adanya dampak dari fenomena La Nina. 

Dia menjelaskan dampak tersebut dapat diketahui berdasarkan pengukuran suhu muka air laut yang menunjukkan indeksnya lebih rendah dari batas ambang La Nina.

"Pada September kemarin, indeks suhunya -0,8. Artinya, sudah lebih rendah dari batasnya. Batas kalau dibilang La Nina itu kalau 0,5. Dan terakhir pengukuran di akhir Oktober kemarin sudah -1,1. Jadi, sudah La Nina dengan intensitas menengah dan berat," kata Fachri.

BMKG pun, kata dia, mengimbau masyarakat dan pemerintah untuk lebih waspada terkait curah hujan yang cenderung tinggi pada tahun ini. 

Fachri menyebut wilayah yang memiliki curah hujan tinggi mencakup Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.

Meski Sumatera tidak terdampak La Nina, Fachri menegaskan Sumatera juga sudah memasuki musim penghujan. 

"Bukan berarti Sumatera cuaca akan baik-baik saja. Walaupun tidak ada La Nina, Sumatera sudah musim hujan juga," tandasnya. 

Bidang Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi (BMKG) melaporkan, hingga akhir September 2020, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan anomali iklim La Nina sedang berkembang.

Indeks El Nino-Southern Oscillation (ENSO) menunjukkan, suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir, dengan nilai anomali telah melewati angka -0.5°C, yang menjadi ambang batas kategori La Nina.

Halaman
1234
Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved