Berita OKI

Sapu Buatan Warga Binaan di OKI Laris Manis, Masa Pandemi Kebanjiran Order Mayoritas dari Palembang

Para warga binaan Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Kayuagung tetap banyak mendapat orderan dan memproduksi puluhan sapu setiap harinya.

Editor: Refly Permana
tribunsumsel.com/nando
Sebanyak 8 warga binaan sedang membuat sapu yang telah dipesan sebelumnya. 

SRIPOKU.COM, KAYUAGUNG - Sapu buatan warga binaan di OKI laris manis.

Di tengah masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) atau Virus Corona, kegiatan produksi kerajinan sapu masih terus berlanjut.

Para warga binaan di Lapas Kelas IIB Kayuagung tetap banyak mendapat orderan dan memproduksi puluhan sapu setiap harinya.

"Walaupun situasi pandemi produksi kerajinan seperti pembuatan bahan makanan tempe dan tahu.

Serta kerajinan alat pemanggang ikan dan pembuatan sapu masih terus berlangsung setiap harinya," ungkap Kasibinadik dan Giatja Lapas Kelas IIB Kayuagung, Andi Irawan SH, di ruang kerjanya, Senin (28/12/2020) sore.

Baca juga: Chord Kunci Gitar Lagu Kau Cantik Hari Ini - Lobow, Pop Hits Era 2000-an, Chordnya Mudah Dimainkan

Bukan tanpa alasan, produksi masih berlangsung sebab masih tingginya permintaan masyarakat, salah satu contoh yakni produksi sapu.

"Sudah beberapa bulan terakhir kita bekerjasama dengan CV Darmajaya Kertapati.

Dimana mereka yang memasukkan bahan sapu dan ada 8 orang Napi khusus yang membuat kerajinan tersebut.

Setelah jadi, maka pihak pemesan akan mengambil hasil untuk kemudian dijual ke Palembang, untuk tahun ini sudah sekitar 200 sapu yang telah terjual," ujarnya.

Sebelumnya, sebanyak 35 orang warga binaan ini telah terlebih dahulu diberikan pelatihan khusus dari Balai Latihan Kerja Dinas ketenagakerjaan Kabupaten Ogan Komering Ilir.

Baca juga: Risma Blusukan di Belakang Kantor Kemensos, Ini Obrolannya dengan Pemulung Selama 30 Menit

"Sebenarnya banyak sekali keterampilan yang diberikan di lapas ini. Sehingga napi dan tahanan yang berjumlah 939 orang tidak jenuh menunggu masa hukumannya selesai.

Dengan begitu juga mereka setelah bebas mendapat keterampilan," kata Andi.

Selain membuat sapu juga beberapa tahanan memproduksi tempe tiap hari dan menghabiskan 5 kilogram kacang kedelai yang diolah menjadi tempe. 

"Hasilnya itu kemudian dijual ke pihak ketiga yang mengisi dapur lapas dan penjual gorengan. Harga 1 papan tempe dijual Rp. 7.000.

Selain itu kita menjual via online melalui nomer WA 0819-2920-4166," tutupnya.

Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved