Bajak Laut Wanita dari China Paling Menyeramkan Kerajaan Inggris Kewalahan, Pemerintah Cina Berdamai
Sebab Wilayah jajahan mereka memang meliputi tiga Samudra tersebut yang mencakup beberapa wilayah seperti Eropa, Amerika, Afrika dan Asia.
SRIPOKU.COM, PALEMBANG-Menjadi Bajak Laut merupakan pilihan hidup, namun jalan hidup keras yang ditempuh di tengah Samudra tak bertepi itu tak hanya didominasi kau pria, wanita pun pernah melakoni bahkan bisa lebih ganas dan menyeramkan dari para bajak laut pria.
Sejarah mencatat, ada 3 Bajak Laut Wanita yang melegenda dan menjadi cerita para perompak maupun para pelaut dan saudagar yang melintas di laut lepas terutama di wilayah Samudra Hindia, Pasific hingga Atlantik yang luas.
Sebab Wilayah jajahan Bajak Laut Wanita ini, memang meliputi tiga Samudra tersebut yang mencakup beberapa wilayah seperti Eropa, Amerika, Afrika dan Asia.
Gaung nama Bajak Laut Wanita ini, baik itu ketegasan, kekejaman dan kekuatan armada melambung tinggi bahkan hingga merepotkan beberapa negara besar diantaranya Inggris, Pertugis hingga beberapa negara Eropa dan Asia.
Adapun ketiga nama Bajak Laut Wanita yang hingga sangat ikonik tersebut yakni, dari China, ada Ching Shih alias Madame Cheng, kemudian dari Irlandia, Grace O'Malley dan dari Andalusia, Sayyida Al Hurra.
Berikut ini fakta dan rekam jejak Bajak Laut Wanita dari China Paling Menyeramkan Kerjaan Inggris Kewalahan, Pemerintah China Berdamai, serta dua bajak laut lainnya yang tak kalah menyeramkan:
Bajak Laut Wanita dari Chinal Paling Menyeramkan, Kerjaan Inggris Kewalahan, Pemerintah China Turun Tangan
Fakta Bahwa Wanita Juga Bisa Lebih Hebat Jadi Bajak Laut
1. Ching Shih, dari pelacur mucikari hingga menjadi bajak laut
Nama populernya di tengah Samudra lepas, dikenal sebagai Madame Cheng, sementara nama aslinya adalah Ching Shih lahir pada tahun 1775 dan wafat pada 1844 Masehi.
Seperti diketahui, Ching Shih adalah satu dari sekian bajak laut yang paling sukses dalam sejarah.
Menurut sejarah, Ching Shih pernah menjadi pelacur setelah suaminya yang juga Bajak Laut meninggal.
Shih lalu mengambil alih "Armada Bendera Merah" suaminya yang begitu besar dan sukses.
Shih menjadikan putra angkatnya, Cheung Po Tsai sebagai kapten armada sekaligus kekasihnya.