News
TERPAKSA, Hanya 5 Menit, Yuliani Layani Rivalnya: Cerita di Balik Suami dan Istri Ikut Pilkada
Pasangan suami istri Haerudin (50) dan Yuliani (41) menjadi sorotan warga di desanya.
SRIPOKU.COM, CIAMIS-Pasangan suami istri Haerudin (50) dan Yuliani (41) menjadi sorotan warga di desanya.
Pasalnya, pasangan suami istri tersebut maju dalam pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Ya, hari ini Sabtu (19/12/2020), Kabupaten Ciamis, Jawa Barat tengah menggelar Pilkades serentak.
Pilkades Padamulya ini hanya diikuti dua calon, yakni pasutri tersebut.
Meski sama-sama maju dan bersaing dalam Pilkades serentak, pasangan suami istri yang berasal dari Dusun Ciawitali, Desa Padamulya ini sering tampil mesra.
Mereka selalu bersama-sama saat melakukan kampanye.
Haerudin mengatakan, ia pernah menjadi kepala Desa Padamulya tahun 2007-2013.
Ketika masa jabatannya berakhir, ia sempat mencalonkan kembali untuk periode berikutnya, namun kalah.
"Kalah sama Pak Dede Ali," kata Haerudin, didampingi lawannya di pilkades yang juga istrinya sendiri, Yuliani.
Di Pilkades 2020 ini, Haerudin mengaku awalnya tak mau lagi mencalonkan diri.
Namun hingga mendekati penutupan pendaftaran, tidak ada calon yang mendaftar.
"H-5 penutupan tidak ada yang mendaftar," katanya.
Saat itu, Haerudin sempat mendorong agar kepala desa petahana, sekretaris desa, bahkan tokoh warga dan pemuda untuk maju di pilkades.
Namun tidak ada yang mendaftar juga.
"Saya tidak ambisius jadi kades. Saya malah tawarin dan mendorong warga lain supaya maju, tapi tidak ada yang daftar. Malah berbalik, warga malah dorong saya untuk maju," ucapnya.
Akhirnya, pada H-2 penutupan pendaftaran, Haerudin mendaftarkan diri untuk menjadi calon kepala desa.
Ia pun melengkapi berkas persyaratan calon.
Persoalan lain muncul. Menurut Haerudin, peraturan daerah tidak memperbolehkan adanya calon tunggal.
Di menit-menit akhir penutupan pendaftaran, istri Haerudin, Yuliani ikut mendaftar sebagai calon kepala desa.
"Untuk menyelamatkan pesta demokrasi warga, istri saya mendaftar. Hanya lima menit sebelum penutupan," ujar Haerudin.
Visi, misi dan syarat dibuatkan suami Yuliani menceritakan, visi misi pencalonannya sebagai kepala desa dibuatkan oleh sang suami, Haerudin.
Bahkan syarat pencalonan lainnya disiapkan oleh pasangan nomor urut 1 tersebut.
"Bapak buat visi misi lebih banyak. Selebihnya dikasih ke saya," kata dia.
Bahkan saat kampanye pun, mereka pergi berduaan.
Di hadapan massa simpatisan suami istri ini memaparkan visi misinya.
"Namun ada juga saya kampanye sendiri, tidak bareng dengan bapak," kata Yuliani.
Pemungutan suara Pemungutan suara pada pilkades serentak di Kabupaten Ciamis dilaksanakan dengan protokol kesehatan.
Tak terkecuali di Pilkades Padamulya.
Pejabat Sementara Kades Padamulya, Haris menjelaskan, di setiap TPS disediakan tempat cuci tangan, sarung tangan plastik, masker, hingga hand sanitizer.
Setiap pemilih sudah ditentukan waktu mendatangi TPS.
"Supaya tidak terjadi kerumunan," jelasnya.
Dulu, pemungutan suara biasanya dilakukan di satu tempat, yakni di balai desa.
Di masa pandemi, lokasi pemungutan suara diperbanyak. "Sekarang ada 11 TPS yang tersebar di 6 dusun. Jumlah pemilihnya 4028 orang," jelas Haris.
Pelaksanaan pilkades di Ciamis sudah dua kali ditunda. Hal ini terkait kondisi pandemi Covid-19.
"Tertunda karena Covid-19. Makanya saat ada izin dari Mendagri, protokol kesehatan sangat diutamakan," jelas Haris.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suami Lawan Istri di Pilkades, Kampanye Dilakukan Bersama hingga Visi Misi Dibuatkan".
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Cerita Di Balik Suami Dan Istri di Ciamis Bersaing Jadi Kades Padamulya, Terjadi Dalam Waktu 5 Menit, https://pekanbaru.tribunnews.com/2020/12/19/cerita-di-balik-suami-dan-istri-di-ciamis-bersaing-jadi-kades-padamulya-terjadi-dalam-waktu-5-menit?page=all.
Editor: Guruh Budi Wibowo
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/palembang/foto/bank/originals/koltsr1.jpg)