Insiden Jalan Tol
CCTV Tol Jakarta-Cikampek Tak Bisa Kirim Gambar, Komnas HAM Panggil Kapolda Metro
Pengelola jalan tol Jakarta-Cikampek mengklaim tidak ada CCTV atau kamera pemantau yang rusak, namun 23 kamera tidak mampu kirim gambar.
SRIPOKU.COM --- PT Jasa Marga (persero) menyebut tidak ada CCTV atau kamera pemantau yang rusak saat kejadian yang menewaskan enam laskar FPI di tol Jakarta-Cikampek KM 50, Senin dinihari pekan lalu.
Namun diakui, memang tidak memiliki rekaman kejadian di KM-50 tol Jakarta-Cikampek lantaran adanya gangguan pengiriman data rekaman.
Direktur Utama PT Jasa Marga, Subakti Syukur menjelaskan dari 277 kamera pengawas alias CCTV yang ada di tol Jakarta-Cikampek, ada 23 yang mengalami hambatan pengiriman data. Sejumlah CCTV yang mengalami gangguan tersebut, berada di CCTV KM-49 sampai 72.
Baca juga: Rekonstruksi Kasus Penembakan 6 Laskar FPI Pengawal Habib Rizieq di Karawang, Ternyata Ada 4 Titik
Baca juga: Habib Rizieq Ditahan di Rumah Tahanan Narkoba Polda Metro Selama 20 Hari
Baca juga: Habib Rizieq Ditahan di Polda Metro Jaya, Penasihat Hukum Kecewa
"23 CCTV itu bukan tidak berfungsi ya, itu hanya pengiriman datanya berapa jam terganggu. Karena mau perbaikan hujan karena itu kan harus dideteksi pakai satu alat sehingga perlu waktu. Kemudian berapa jam kemudian sekitar 24 jam itu sudah berfungsi lagi," kata Subakti, saat memenuhi panggilan Komnas HAM, Senin(14/12).
Subakti mengatakan, akibat hambatan jaringan telekomunikasi 23 kamera CCTV tersebut tidak bisa mengirim data rekaman dalam kurun waktu beberapa jam.
"Itu di 23 titik itu tidak terkirim data. Tidak ada rekaman," kata Subakti. Diketahui Subakti berada di Komnas HAM dalam rangka memberikan keterangan selama kurang lebih dua jam.
Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) M Choirul Anam menyatakan, Komnas HAM telah menemukan barang yang bisa dilihat dan dipegang terkait tewasnya enam laskar FPI dalam insiden itu.
Anam mengatakan, barang tersebut ditemukan saat proses olah tempat kejadian perkara sebagai bagian dari penyelidikan perkara tersebut.
Komnas HAM mengungkapkan hal tersebut usai memeriksan Direktur Utama PT Jasa Marga Subakti Syukur. "Komnas HAM kerjanya memperdalam dari titik paling ujung ke ujung dan di luar titik tol. Kami mendapatkan barang dari seluruh poses tata kelola tersebut termasuk dari Jasa Marga. Kami dapat barang yang bisa dilihat dan dipegang," kata Anam.
Anam menjelaskan pihaknya juga telah mendapatkan banyak informasi dari Subakti. Anam menilai Subakti telah menyampaikan keterangan yang diperlukan dengan cukup rinci.
"Tadi di dalam kami diberikan banyak informasi dan ini merupakan salah satu bentuk kerja sama yang baik, keterbukaan yang baik, dan nanti ada beberapa follow up yang kami sepakati bersama untuk menunjukkan bahwa kita semua punya kepentingan bersama untuk menunjukan proses akuntabilitas informasi dan sebagainya," kata Anam.
Sementara itu, Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan selama tiga hari tiga malam di lapangan terkait tewasnya enam anggota Laskar FPI. Selain itu, Taufan, mengatakan pihaknya juga telah dan tengah mengumpulkan dan mengkroscek sejumlah informasi terkait peristiwa tersebut.
Taufan enggan membeberkan hasil temuan sementara dari penyelidikan yang telah dilakukan oleh pihaknya. Dikatakan, ia tidak ingin mengganggu proses penyelidikan yang tengah dilakukan oleh pihaknya dengan membicarakan substansi penyelidikan.
"Kami berharap sebaiknya sebelum ini dikumpulkan semua, dianalisis, dikroscek sana-sini, kita tidak akan bicara tentang substansinya. Tapi tahapan itu sudah kita lakukan. Kita sudah tiga hari tiga malam ada di lapangan. Mengkroscek semua bahan dan informasi-informasi," kata Taufan.
Menurut Taufan, bukti dan keterangan yang dikumpulkan Komnas HAM dalam penyelidikan tersebut, merupakan hal baru bagi masyarakat. Selama ini masyarakat hanya mendengar berbagai macam opini, namun bukan fakta terkait peristiwa tersebut.