2 Nelayan Ini 3 Hari Terombang-ambing di Lautan Krui, Sangat Kelaparan, Penyelamatan yang Dramatis!
Beginilah detik-detik ABK (Anak Buah Kapal) menyelamatkan nelayan yang nyaris tenggelam.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Hanya Poon yang berhasil bertahan hidup dari serangan itu.
Poon dengan cepat meraih jaket keselamatan dan melompat ke lautan, sebab jika Poon tak segera melompat mungkin ia sudah terbunuh.
Di atas rakit tersebut sudah tersedia banyak bahan makanan termasuk lampu dan beberapa liter air.
Karena itulah Poon berhasil bertahan hidup selama beberapa hari di lautan, namun setelah persediaan itu habis Poom benar-benar hidup nelangsa.
Dikatakan Poom juga tak bisa berenang, dan satu-satunya cara untuk selamat adalah bertahan di rakit tersebut sambil menunggu bantuan atau melihat daratan.
Selama itulah ia harus benar-benar berusaha untuk bertahan hidup.
Poon mengaku untuk mengisi isi perutnya dan bertahan dari dehidrasi ia harus meminum darah Hiu.
Poom menggunakan kait sebagai alat menusuk hiu, memotong ususnya dan meminum darah hiu untuk menghindari dehidrasi.
Teknik yang digunaka Poon adalah metode untuk memasak makanan di Hainan China.
Selama itu Poon menderita mabuk laut parah, kulit terbakar, kemerosotan psikologis dan ia juga tak mendapat bantuan apapun.
Ketika beberapa kapal besar lewat mereka hanya mengabaikan Poon dan tidak berhenti untuk menolongnya.
Ketika kapal induk milik Angkatan Laut Amerika Serikat melihatnya, alih-alih menolong Poon mereka malah mencurigainya sebagai pasukan mata-mata China atau Jepang.
Baca juga: Masuk Hutan Rimba, Mahasiswa Unsri Ajak Anak-anak di Kelompok Suku Orang Rimba Kenal Literasi
Ketekunan Poon dan tekat yang kuat akhirnya membuatnya selamat.
Setelah Poon menyadari warna air berubah dan tanah laut terasa dangkal dia ternyata mendekat dengan daratan.
Poon tahu ia sudah dekat dengan daratan hingga akhirnya pada 5 April 1943, Poon diselamatkan oleh nelayan Brazil setelah menghabiskan 133 hari terdampar di tengah lautan.