Tetap Eksis Berkarya, Sastrawan Pinggiran (KOPI) Meluncurkan Tig Buku Puisi di Tengah Pandemi
Bambang Widiatmoko mengapresiasi sejumlah kegiatan sastra yang dihelat dari tingkat nasional, daerah hingga komunitas sastra di wilayah pelosok desa
"Dengan kegiatan di Desa Berpuisi sastra akan semakin membumi.
Mereka semakin terlindungi dan terarahkan menuju kualitas yang lebih
baik.
Kita menjadi tahu bahwa misalkan karya mereka sudah cukup banyak, namun kualitasnya perlu ditingkatkan," ungkapnya yang juga seorang penyair sebagai penggerak berbagai even sastra dan literasi berskala nasional dan daerah ini.
Penyair asal Sulawesi Selatan, Badarudin Amir mengatakan, geliat sastra daerah dan komunitas saat ini terbilang cukup bagus.
Ia mencontohkan di wilayahnya telah beberapa kali even sastra yang mengangkat dan berbasis dari kekayaaan tradisi lokal.
Hal ini pun cukup efektif untuk mendorong dan menampung minat bersastra dari warga daerah dan komunitas sastra yang tak mungkin seluruhnya tertampung dalam even sastra tingkat nasional yang terbatas.
"Di tempat kami ada Festival La Galigo dan juga berbagai kegiatan sastra lainnya.
Jadi kegiatan ini menjadi sarana kami untuk bisa mendorong regenerasi minat sastra Indonesia sekaligus menjaga kekayaan tradisi lokal yang ada," tambahnya.
Dalam kegiatan Di Desa Berpuisi ini turut membacakan puisi dan berbagi pengalaman, sejumlah penggerak sastra komunitas di Banyumas antara lain Edi Pranata PNP, Wanto Tirta, Nanang Anna Noor, Jarot Setyoko, Dewandaru Ibrahim, Hamidin Krazan, Riswo Mulyadi, Trisnatun Abuyafi, Afaf Mutia Zahwa, Imam Burhanudin, Khusnul Khuluqi dan sebagainya.
Dari kegiatan ini juga muncul ide dan komitmen bersama bahwa gerakan literasi dari pinggiran akan terus dijalankan meskipun dilaksanakan swadaya oleh masyarakat dan komunitas.