Kisah Pemulung Sempatkan Baca Alquran di Pinggir Trotoar, Ternyata Alasan di Baliknya Bikin Sesak

Viral foto remaja berusia 16 tahun yang menyempatkan untuk membaca Alquran di pinggir trotoar jalanan.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Sudarwan
Instagram @duniapunyacerita
Muhammad Gifari Akbar 

SRIPOKU.COM - Keimanan dan ketakwaan manusia memang tak bisa hanya dipandang dari penampilan saja.

Maka dari itu manusia di mata Tuhan itu sama, yang membedakan hanya iman dan takwa.

Selain jodoh dan maut yang tidak ada satupun orang yang mengetahuinya, rezeki juga sama seperti itu tidak tahu darimana datangnya.

Untuk itulah kesemua misteri itu harus sama-sama diperjuangkan dengan cara halal.

Sebagai manusia pun tergantung bagaimana cara memperolehnya asal tetap dengan cara yang berkah.

Allah berfirman: "Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan menjadikan baginya jalan keluar, serta memberi nya rezeki dari arah yang Tidak Terduga” (QS. At-Thalaq : 2-3).

Sama halnya dengan seorang anak yang belakangan ini menjadi viral lantaran sosoknya membuat kagum.

Bahkan jika mendengar kisahnya akan membuat semakin semangat dalam mendekatkan diri kepada Yang Maha Pencipta.

Sebuah foto sederhana mampu memberikan sejuta makna saat melihatnya.

Foto tersebut menampilkan seorang anak yang tengah berteduh menunggu hujan reda.

Anak tersebut diketahui merupakan pemulung bernama Muhammad Gifari Akbar.

Baca juga: Kisah Marbot Masjid Ikut Tes Akmil 10 Kali Baru Bisa Lulus, di Depan Jenderal Andika Sebut Kopassus

Foto tersebut viral bukan tanpa alasan, bukan juga karena pose anak pemulung yang termenung menunggu hujan berhenti.

Melainkan remaja berusia 16 tahun itu menyempatkan untuk membaca Alquran di pinggir trotoar jalanan.

Diketahui Akbar sapaan akrabnya tersebut berasal dari Garut tepatnya warga Kampung Sodong, Kelurahan Muara Sanding, Kecamatan Garut Kota.

Identitas Akbar mulai terkuak setelah Pondok Pesantren Al Hilal di Geger Kalong, Bandung, menemui bocah 16 tahun itu.

Sontak saja satu foto tersebut mengundang perhatian publik dan tak sedikit menyanjungnya bahkan berdoa agar diberikan keturunan sholeh layaknya Akbar.

Akbar
Muhammad Gifari Akbar (Instagram @duniapunyacerita)

Baca juga: KISAH Bocah Disuruh Gambar Nabi Muhammad Endingnya Haru, Ini Alasan Wajah Rasulullah Tak Ditampakkan

Akbar mengaku mulanya dia tidak tahu jika aksinya saat mengaji difoto orang dan menjadi viral di media sosial.

Dia mengetahui foto tersebut saat diberitahu teman.

Akbar juga mengakui, saat foto tersebut diambil, sore hari dia sedang berteduh menunggu hujan reda di Jalan Braga, Bandung.

Sembari menunggu, dia membaca Alquran. Kegiatan yang diakuinya sehari-hari dilakukan di jalanan.

Di balik foto itu, mulanya Akbar memutuskan berangkat ke Bandung dari Garut dengan berjalan kaki selama empat hari.

Sepanjang perjalanan, ia memulung barang-barang bekas dan dijual untuk menyambung hidup.

"Biasanya tidur di masjid atau tempat yang nyaman, empat hari sampai Bandung," kata dia.

Akbar memang telah putus sekolah sejak kelas 4 SD.

Pernah menjadi seorang pengamen, kini ia beralih menjadi seorang pemulung.

Selama hidup di jalanan, ada yang amanat kakek nenek yang selalu bergengsi.

Pesan tersebut ialah shalat dan membaca kitab suci.

"Pesan emak (nenek) sama ayah cuma salat lima waktu dan baca Al Quran," tutur dia.

Kebiasaan itu merasa aman selama berkelana di jalanan.

Maka tak heran, Akbar pun terpotret sedang membaca Quran di toko saat sedang memulung.

Namun, di balik keseharian Akbar memulung ternyata menyimpan kisah kelam yang menyesakkan.

Alasan Akbar terpaksa memulung lantaran mencari keberadaan ibu kandungnya yang pergi sejak itu masih berumur 8 bulan.

Akbar selalu berdoa suatu saat ia akan bertemu dengan ibundanya.

Remaja yang putus sekolah kelas IV SD ini selalu membawa Alquran mini.

Setiap kali istirahat ia melantunkan ayat-ayat suci.

 

Muhammad Gifari Akbar
Muhammad Gifari Akbar (Instagram @duniapunyacerita)

Baca juga: KISAH Dua Pilot Indonesia Pesawatnya Tabrak Gunung, Wajah Penuh Luka Bakar, Sempat Minta Suntik Mati

Dilansir melalui laman Kompas.com, nenek Akbar, Mak Uti (71), dan suaminya, kakek Iji (72) menjelaskan, Akbar sudah terbiasa hidup di jalanan.

Hal tersebut disampaikan Mak Uti kepada pengurus Pondok Pesantren Al Hilal saat mengantar Akbar pulang.

Jika pulang ke rumah, kata Mak Uti, Akbar tidak pernah lama.

"Biasanya minta karung ukuran besar terus pergi lagi entah kemana," beber Mak Uti.

Mak Uti menilai, kebiasaan sang cucu dilakukan sejak putus sekolah di kelas IV SD.

Ketika itu Akbar pergi dari rumah untuk mencari ibu yang meninggalkan sejak usia 8 bulan.

"Ayahnya ada sudah menikah lagi, dulu juga sempat tinggal sama ayahnya tapi tak betah, terus tinggal di sini," terang Mak Uti.

Jika Akbar sudah pergi dari rumah, menurut Mak Uti, bisa berbulan-bulan lamanya.

Kendati demikian, saat Hari Raya Idul Fitri, Akbar biasanya pulang ke rumah untuk ber-Lebaran.

"Dulu mah ngamen di jalanan, sekarang jadi pemulung di jalanan," ucap Mak Uti.

Akbar sendiri mengaku memang tidak betah di rumah, termasuk rumah tempat tinggal ayahnya yang tidak jauh dari rumah kakek dan neneknya.

Setelah bertahun-tahun mencari ibunya, Akbar pun saat ini seperti putus asa dan tidak lagi berharap bisa bertemu perempuan yang melahirkannya itu.

"Enggak mau (ketemu ibu), biarin aja kalau memang dia mau ketemu ya datang ke sini," katanya.

Selama lebih dari lima tahun hidup di jalanan, Akbar mengaku sudah pernah pergi sampai ke Jawa Tengah dan Lampung.

Selama itu, ia selalu sendiri dan hanya berbekal sebuah sarung, baju yang dipakainya, dan Al Quran.

Baca juga: KISAH Seorang Ayah yang Tak Kuasa Menangis di Pernikahan Putrinya, Air Mata Tak Terbendung, Terharu!

FOLLOW US

Kisah Bocah yang Belajar di Bawah Lampu Jalan, Ini yang Dilakukan Oleh Seorang Konglomerat Muslim

SUBSCRIBE US

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved