Pemilu AS
Hasil Sementara Joe Biden Unggul 238-213, Donald Trump Minta Hentikan Penghitungan
Penghitungan sementara, calon presiden Joe Biden memimpin 238 - 213 suara elektoral, Trump minta penghitungan dihentikan. Mengapa?
SRIPOKU.COM -- Kubu pasangan calon presiden petahana Donald Trump - Mike Pence, sempat mendeklarasikan kemenangan. Padahal hasil penghitungan sementara, pasangan dari Partai Demokrat Joe Biden-Kemala Harris posisi unggul dukungan suara Electoral College 238 - 213.
Pemenang pemilu presiden ditentukan setelah pasangan calon mendapat dukungan 270 suara elektoral. Namun, dalam situasi ini, pasangan Donald Trump-Mike Pence, tiba-tba meminta proses penghitungan dihentikan.
Permintaan penghentian penghitungan disampaikan di hadapan pendukungnya, setelah Trump mengklaim unggul, Rabu (4/11) dinihari (Rabu sore, WIB). Dalam pidato pertama pasca-pemungutan suara, Trump meminta penghitungan dihentikan dan akan melapor ke Supreme Court (Mahkamah Agung AS) tentang adanya kecurangan dalam Pemilu Presiden 2020 .
Lebih dari 12 jam setelah pemungutan suara ditutup, penghitungan suara Pilpres AS belum menunjukkan hasil final. Dalam hasil penghitungan suara, sampai tengah malam waktu Washington DC, pasangan calon persiden Joe Biden unggul 238-213 suara elektoral; namun pasangan Donald Trump-Mike Pence mengklaim memenangkan pemilihan.
Sampai Rabu siang waktu setempat, tidak ada perkembangan pengumuman penghitungan suara elektoral dalam 10 jam terakhir pada angka 238-213. Menurut perhitungan sementara ini, karena masih ada suara di beberapa negara bagian yang belum dihitung, dalam posisi Joe Biden memimpin peroleh suara.
Beberapa negara bagian yang diklaim diperkirakan penting bagi calon, belum mengumumkan akumulasi pengumpulan suara. Suara electoral dari masing-masing negara bagian itu diberikan untuk pasangan Joe Biden atau Donald Trump.
Pemungutan suara yang berlangsung sejak Selasa pagi waktu Amerika, berjalan lancar walaupun diselenggarakan dalam suasana pandemi virus corona dan menerapkan protokol jaga jarak dari para pemilih. Walaupun demikian, sebagian besar pemilih telah memberikan suaranya melalui kertas suara dikirim melaui kantor pos.
Setidak ada 20 negara bagian yang mengizinkan penghitungan surat suara yang diterima setelah Hari Pemilu, jika diberi cap pos pada hari pemilihan.
Dalam perhitungan yang dilakukan jaringan CNN melalui CNN.com, calon presiden Joe Biden telah meraih lebih banyak suara elektoral dibanding Trump. Berbagai media menguti, Joe Biden berhasil meraup 238 suara elektoral dan Trump 213. Untuk memenangkan pertempuran ini, calon harus meraih 270 suara elektoral.
Joe Biden diketahui menang di negara bagian penting dan memiliki kuota suara electoral tinggi seperti California, yang berhak atas 55 suara elektoral.
Kelambatan mengetahui hasil final penghitungan suara, dianggap berbagai pihak dapat menimbulkan ketidakpastian. Ini berbeda dengan pemilihan tahun 2016 dan sebelumnya, dimana dalam waktu 12 sejak awal penghitungan, hasil final sudah diketahui publik.
Sebelum hari pemilihan, cakon presiden Donald Trump sebenarnya sudah memberi sinyal bahwa ia akan menoak hasil pemilu presiden apabila calon petahana ini kalah. Bahkan kalangan analis khawatir apabila Donald Trum mendeklarasi kemenangan lebih awal, padahal penghitungan suara belum usai.
Penghitungan yang dimulai Selasa petang, menunjukkan pasangan Joe Biden-Kemala Harris, selepas tengah malam, Trump mendeklarasikan dan mengklaim menang. Dalam pernyataannya di Gedung Putih, Trump menyerang penghitungan suara.
Trump menuding telah terjadi kecurangan dan meminta penghitungan suara dihentikan. Bahkan sebelumnyan menyebut Partai Demokrat dianggap "mencuri pemilu".
"Jutaan dan jutaan orang memilih kami," kata Trump di East Room seperti dikutip Tribunnews yang dilansir dari CNN. "Sekelompok orang yang sangat sedih sedang mencoba untuk mencabut hak kelompok orang itu," katanya.
