Usia 20 Tahun Punya 2 Anak & Suami, Rumah Cewek di Gandus Ini Miring, Ada yang Pernah Kecebur
"Dulu waktu masih nenek yang tinggal disini, ada anak saudara saya yang meninggal karena kecebur di sungai,"
Saya sendiri jadi trauma, itu kenapa anak-anak tidak boleh ditinggal di rumah. Harus selalu ikut dibawa kalau kami pergi, takut nanti ada apa-apa," ujarnya.
Sementara itu, Feri, kakak iparnya juga bekerja serabutan dengan terkadang menjadi tukang becak dan sering juga bekerja bangunan bila ada panggilan.
Baca juga: Besok Puncak Arus Balik Libur Panjang Maulid Nabi di Palembang, Prediksi Maskapai Sriwijaya Air
Sedangkan istrinya, Meysi turut membantu mencari nafkah dengan memulung barang-barang bekas.
"Anak kakak ipar saya sampai umur 10 tahun belum juga sekolah karena tidak ada biaya. Anaknya yang umur 8 tahun juga sampai sekarang belum sekolah," ujar Berry.
Tak ada barang mewah yang terlihat di kediaman berbahan kayu beratapkan seng tersebut.
Beberapa sisi rumah juga terlihat bolong dan rapuh yang sudah tentu rawan gigitan nyamuk bagi penghuni rumah.
Bahkan tak harus menunggu hujan datang, setiap malam atau tepatnya disaat air sungai pasang, maka air sungai dipastikan masuk ke dalam rumah dan membasahi ketidaknya sebatas mata kaki.
Baca juga: Video: Herman Deru Perintahkan Dinas PUPR Bangun Rumah Korban Banjir Bandang di Desa Ujan Mas Baru
Hal itu harus mereka rasakan hampir disetiap malam.
"Karena memang bagian tanah rumah ini juga sudah mulai amblas ke sungai, jadi pondasi kayunya juga miring," ujarnya.
Jauh didalam benak mereka, Berry dan keluarganya sangat ingin memperbaiki rumah tersebut.
Namun hal itu terkendala penghasilan mereka yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Apalagi masa pandemi covid-19 yang masih terjadi hingga kini, dirasa semakin mengurangi penghasilan mereka.
Penghasilan yang tak menentu dari kerja serabutan juga dianggap tidak mampu untuk digunakan dalam memperbaiki rumah.
Baca juga: Dokter Tergiur Beli Lampu Aladin Rp 4,8 Miliar: Jika Diusap Kabulkan Permintaan Jadi Kaya Raya
Untuk itu ia berharap akan ada pihak yang bersedia membantu renovasi rumah tersebut.
"Karena kami takut dengan keselamatan anak-anak. Mesti tinggal di rumah miring ini, belum lagi air pasang sering masuk. Kami khawatir nanti terjadi apa-apa sedangkan kami tidak ada biaya untuk memperbaiki rumah," ujarnya.