Ustad Abdus Somad Marah (UAS) dan Bereaksi Keras terhadap Kasus Penghinaan Nabi Besar Muhamnad SAW
Pernyataan Presiden Perancis Macron ini menimbulkan gelombang kritikan dan protes di sejumlah negara termasuk di Irak, Palestina, Libya maupun Suriah
SRIPOKU.COM, JABAR - Gelombang protes umat Islam terhadap pemerintah Perancis yang membiarkan warganya membuat kartun Nabi Muhammad SAW terus berlanjut.
Dai kondang Ustadz Abdul Somad bereaksi terhadap kasus penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Melalui akun Instagramnya, Ustadz Abdul Somad memporsting tulisan berjudul "Azhar Tegas Tolak Negosiasi Perancis."
Isinya, Dubes Perancis memohon kepada kepada Grand Syaikh Al-Azhar Syaikh Ahmad Thayib agar membantunya untuk menghentikan gelombang boikot produk-produk Prancis.
Namun beliau menolak dan menjawab, "Kami tidak menerima negoisasi terkait kasus penghinaan terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Macron harus segera meminta maaf."
"Kata Syaikh Ali Jumah, "Orang yang menggambar dan menistakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang dungu anaknya orang dungu dan orang tuanya telah gagal mendidiknya," tulis Ustadz Abdul Somad.
Para netizen yang menyimak unggahan itu pun ikut berkomentar.
Kebanyakan mereka mendukung aksi boikot produk-produk dari Pernacis.
Viral
Di hari-hari menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, viral di grup WahatsApp nama pemuda pemenggal seorang guru di Paris, Prancis yang mengajarkan kartun Nabi Muhammad SAW dalam mata pelajaran sejarah.
Pemuda bernama Abdoullakh Anzorov, berusia 18 tahun, di dalam grup WhatsApp ditulis sebagai pahlawan dan mujahid karena keberaniannya memenggal kepala guru bernama Samuel Paty.
Tak lama setelah aksi pembunuhan itu, Abdoullakh Anzorov ditembak mati oleh polisi Perancis.
Sosok Abdoullakh Anzorov yang ditembak mati polisi adalah remaja 18 tahun yang lahir di Moskwa, tapi berasal dari Chechnya, selatan Rusia.
Baca juga: Wajah Presiden Perancis Berubah Jadi Iblis, Kontroversi Kartun Nabi Muhammad Sulut Kemarahan Dunia
Menurut jaksa anti-teror Jean-Francois Ricard, tersangka telah diberikan status pengungsi di Perancis dan mendapat izin tinggal 10 tahun sejak awal 2020.
Aksi pemenggalan kepala guru di Paris Perancis itu bermula dari protes masyarakat yang mendapati guru bernama Samuel Paty menunjukkan kartun Nabi Muhammad dari majalah satir Charlie Hebdo ke para muridnya di kelas.
Insiden yang terjadi pada Jumat sore (16/10/2020) langsung menggegerkan Perancis dan dunia.