Presiden Macron

Demo anti-Presiden Macron, "Warning" Warga Perancis di Negara Muslim Berhati-hati

PRESIDEN Perancis Emmanuel Macro memperingatkan warganya berhati-hati bila berada di Negara Muslim, termasuk Indonesia.

Editor: Sutrisman Dinah
Asif HASSAN / AFP
Demonstran berdiri di atas bendera nasional Prancis bergambar Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dicoret, di Karachi pada 27 Oktober 2020. 

SRIPOKU.COM – Presiden Perancis Emmanuel Macron memberikan warning dan peringatan kepada warga Peraancis yang berada di Negara-negara berpenduduk mayoritas muslim. Macron khawatir munculnya kemarahan umat muslim .

Kekhawatiran munculnya kemarahan dunia Muslim terkait kartun Nabi Muhammad SAW, pekan ini semakin meluas. Kekhawatiran itu juga dipicu protes atas pernyataan Presiden Macron yang dinilai melecehkan Islam dan Nabi Muhammad.

Aksi unjukrasa anti-Presiden Macron, terjadi diberbagai Negara. Termasuk seruan boikot produk Perancis di sejumlah Negara-negara Islam di Timur Tengah. Dan seruan itu diikuti.

Bahkan situasi semakin memanas setelah majalah satir yang terbit di Perancis Charlie Hebd, untuk terbitan edisi 28 Oktober 2020, pada halamn muka memuat karikatur Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.  Turki menilai, karikatur cabul itu menunjukkan ekspresi selera rendah.

Unjukrasa juga terjadi di Bangladesh, ribuan pengunjuk rasa berkumpul ibu kota. Beberapa pengunjukrasa menginjak poster Presiden Macron.

Di Iran, penguasa setempat  memanggil  charge d’affaires (kuasa usaha) Perancis sebagai wujud aksi protes atas kartun tersebut Nabi Muhammad yang dimuat ulang Charlie Hebdo. Kemudian, kartun tersebut dijadikan bahan pelajaran di sekolah terkait kebebasan berekspresi.

Melansir Reuters, seperti dikutip Kontan.co.id, perselisihan ini memuncak ketika atas insiden dipenggalnya seorang guru bernama Samuel Paty (28). Paty diserang di luar sekolah Prancis pada 16 Oktober lalu.

Dalam peristiwa itu, pria asal Chechnya (Rusia) memenggal kepala Samuel Paty. Kemarahan ini dipicu tindakan Paty di dalam kelas yang menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada muridnya dalam pelajaran kewarganegaraan. Padahal karikatur tersebut dianggap menghujat umat Islam.

Pemerintah Prancis, memberikan reaksi yang dinilai tidak cerdas. Presiden Macron menyebut guru itu pahlawan, dan ia menyebut untuk melawan aksi "separatisme Islam", dan mengancam akan mengambil alih beberapa komunitas Muslim di Perancis.

Baca juga: Produk Perancis Diboikot, Presiden Macron Umumkan Lock-down Secara Nasional

Baca juga: Presiden Erdogan Kecam Karikatur Cabul Majalah “Charle Hebdo”, Serukan Boikot Produk Perancis

Baca juga: Ini Sosok Presiden Perancis yang Dihujat Dunia Menghina Islam: Ternyata Istrinya 24 Tahun Lebih Tua

Kementerian Luar Negeri Prancis, sejak Rabu mengeluarkan peringatakan untuk warga negara Prancis di Indonesia, Turki, Bangladesh, Irak dan Mauritania. Pemerintah Prancis memperingatkan, warganya agar berhati-hati.

Warga Perancis diingatkan agar menjauh dari aksi protes apapun atas kartun tersebut dan menghindari pertemuan publik.

 “Direkomendasikan untuk melakukan kewaspadaan terbesar, terutama saat bepergian, dan di tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh wisatawan atau komunitas ekspatriat,” katanya.

Ramzan Kadyrov, pemimpin Muslim Rusia di Chechnya, berkomunikasi dengan Macron dalam postingan di Instagram.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved