JENDERAL Andika Lebih Percaya Tukang Kebun Biasa Ketimbang Pilih Arsitek, Urus Taman di Mabes TNI AD

Profil dan biodata Hakronin jadi sorotan karena meski memiliki kekurangan di bagian penglihatan, Jenderal Andika Perkasa tetap mau menerimanya bekerja

Editor: Welly Hadinata
Kolase Sripoku.com/YouTube TNI AD
Tukang Kebun Hakroni (kiri) yang Dipercaya Jenderal Andika Perkasa Mengurus Seluruh Area Mabes AD 

SRIPOKU.COM - Bukan arsitek yang ahli di bidang taman, dan bukan pula tukang kebun yang profesional. Tukang kebun yang mengelola seluruh taman di Markas Besar (Mabes) TNI AD, hanya tukang kebun biasa. 

Namun hasil kreasinya, tukang kebun yang biasa ini dan penglihatannya terganggu, ternyata mampu membuat suasana Mabes TNI AD lebih menarik dengan taman-taman yang indah dan hijau.

Simak profil dan biodata Hakroni yang saat ini bekerja sebagai tukang kebun di Markas Besar TNI Angkatan Darat (MABES AD).

Profil dan biodata Hakronin jadi sorotan karena meski memiliki kekurangan di bagian penglihatan, Jenderal Andika Perkasa tetap mau menerimanya bekerja di Mabes AD.

Jenderal Andika Perkasa bahkan memberikan apresiasi atas kemampuan Hakroni, sehingga dipercaya untuk merawat taman di seluruh area Mabes AD.
Berikut ulasan profil dan biodata Hakroni dilansir dari tayangan di channel youtube TNI AD edisi 13 April 2020.

1. Awalnya penjual tanaman keliling

Hakroni atau biasa disapa Pak Roni, awalnya adalah penjual tanaman hias keliling, hingga ada yang menawarinya bekerja sebagai tukang taman di Mabes AD.

“Awalnya saya berjualan tanaman hias keliling dengan gerobak, lalu ada yang menawari saya mengelola taman di Mabesad, sehingga sampai saat ini, saya menekuni bidang pertamanan dan mengelola kios tanaman hias di Kelapa Gading,” ujarnya.

Ia bercerita, sebelum menggeluti pekerjaannya sekarang, anak kedua dari tiga bersaudara ini pernah menjalani pekerjaan mencuci botol minyak wangi dan mengumpulkan barang bekas yang ditukar dengan bawang merah.

Kini, ia memiliki tiga karyawan aktif yang dipekerjakannya di Mabesad untuk merawat taman disana.

2. Sudah bekerja sejak usia 9 tahun

Berasal dari keluarga yang kurang mampu, Roni kecil telah menjadi tulang punggung keluarga sejak usia 9 tahun, saat ayahnya meninggal dunia.

Ia menghabiskan masa SD dengan membantu ibunya berjualan sayur kangkung di pasar.

“Saya tiga bersaudara. Namun kakak dan adik saya tidak bisa berjalan, sehingga saya yang membantu ibu saya untuk mencari nafkah.

Waktu saya kelas 3 hingga 6 SD, setiap pulang sekolah, saya memotong kangkung di pinggir kali, kemudian dibawa pulang dan dijual oleh ibu saya,” kenang Hakroni.

3. Indera penglihatannya rusak

Ia juga mengenang kerusakan yang terjadi pada indera penglihatannya.

Ia mengaku pernah mengalami kecelakaan yang membuatnya harus dioperasi dan kehilangan kemampuan untuk melihat dengan jelas.

4. Anaknya sakit

Saat ini, Hakroni telah berkeluarga dan memiliki tiga orang anak.

Perasaan sedih menyelimutinya ketika menceritakan kondisi anak perempuannya.

Puteri keduanya memiliki riwayat penyakit yang mengharuskan transfusi darah setiap dua bulan sekali.

“Tapi saya tidak putus asa, sebagai orang tua, saya harus berusaha karena anak itu titipan Yang Maha Kuasa,” tuturnya.

5. Berterima kasih kepada Jenderal Andika Perkasa

Ia bersyukur mendapat pekerjaan di Mabesad, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengobatan anaknya dan dapat membiayai pendidikan anak ketiganya di pondok pesantren.

“Alhamdulillah, saya juga bisa menunaikan ibadah haji,” sambungnya.

Halaman
1234
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved