news
Makam Rangga Si Pahlawan Cilik Tak Putus Diziarahi Warga, Termasuk Pejabat: "Syurga Allah Menantimu"
Rangga meninggal dibunuh pada Sabtu, 10 Oktober lalu lantaran berusaha membela kehormatan ibunya
SRIPOKU.COM-Dyah Erti Idawati duduk bersimpuh, menengadahkan dua tangan, mengirimkan doa untuk sang pahlawan cilik, Rangga Aqshal Mustaqim.
Suasana di areal pemakaman umum di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, tampak sepi saat Wakil Ketua PKK Aceh, Dyah Erti Idawati, berziarah, Kamis (22/10/2020). Di situ lah sang pahlawan cilik, Rangga Aqshal Mustaqim dimakamkan.
Rangga meninggal dibunuh pada Sabtu, 10 Oktober lalu lantaran berusaha membela kehormatan ibunya dari aksi rudapaksa oleh pelaku Samsul Bahri. Peristiwa biadab dan memilukan ini terjadi di rumah gubuk keluarga Rangga yang jauh dari permukiman warga.
Kemarin, Dyah Erti Idawati, melakukan ziarah dan kunjungan ke ‘rumah’ terakhir Rangga dan kediaman ibunda sang pahlawan. Dyah tiba di makam Rangga pada sore hari dengan didampingi Imum setempat, Tgk Wardinur, serta sejumlah perangkat desa dan unsur TNI-Polri.
“Di makam Rangga Dyah larut dalam doa yang dipimpin Tgk Wardinur,” demikian rilis yang diterima Serambi dari Humas Pemerintah Aceh kemarin.
Rangga dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat. Makamnya hanya berselang beberapa meter dari kuburan pelaku, Samsul Bahri, yang meninggal dunia dalam tahanan polisi, sepekan setelah kepergian Rangga.
Dyah pada kesempatan itu juga mengunjungi rumah tempat orang tua Rangga kini tinggal. Di sana Dyah disambut ayah almarhum serta ibunda almarhum, Dn. "Kita doakan almarhum anak kita menempati Surga Allah. Ini memang saat-saat yang sulit sekali bagi keluarga bapak," ujar Dyah dalam perbincangan dengan keluarga itu, seperti dikutip siaran pers Humas.
Dyah juga berharap keluarga itu dapat melewati ujian berat yang sedang dihadapi. Selain itu, kepada ayah almarhum, Dyah juga berpesan agar terus menjaga dan mendampingi istrinya serta memberikan motivasi kepadanya. "Kita sama-sama belajar dari kasus ini. Semoga ini tidak pernah terjadi lagi di negeri ini," kata Dyah.
Pada kesempatan itu Dyah juga memberikan sejumlah bantuan, seperti kebutuhan dapur dan uang.(yos)
Dewasa
Ayah korban pembunuhan di Aceh yang melindungi ibunya dari Fadly Fajar (30), masih belum dapat melupakan anaknya, Rangga.
Rangga menjadi korban pembunuhan saat menyelamatkan ibunya dari pemerkosa ibunya di daerah Bireum Bayeum, Aceh Timur pada Sabtu (10/10/2020) dini hari.
Di kediamannya di Jalan Bunga Terompet, Kelurahan PB Selayang II, Kecamatan Medan Selayang, Fadly Fajar terus mengingat anaknya saat melihat foto-foto kebersamaannya yang tersimpan rapi di akun media sosialnya.
"Aku terus teringat sama anakku, Rangga.
Itu kan tersimpan semua di FBku, dia itu sosok pendiam dan tegas.
Dia juga sangat dekat dengan ibunya," ujarnya kepada tribunmedan.id, Senin (19/10/2020) di kediamannya.
Terkait keberangkatan Rangga ke daerah Aceh, yang menjadi lokasi pembunuhannya, Fadli Fajar menyampaikan bahwa Rangga berangkat tidak lama setelah Rangga merayakan ulang tahunnya yang ke-10.
"Tidak lama setelah dia ulang tahun ke-10, dia berangkat ke Aceh dan dijemput ibunya.
Rencananya dia akan pindah sekolah ke sana. Lagian, dia orangnya paling dekat dengan ibunya," katanya.
Ternyata, Rangga sudah beberapa kali pindah sekolah sebelum dia berangkat ke Aceh.
ang pertama, dia sekolah di sebuah SD di kawasan Pinang Baris.
Kemudian dia berpindah ke daerah Karo, tepatnya di sebuah Sekolah Dasar Negeri di Sukadame, Kecamatan Tigapanah.
Lalu, Rangga pindah sekolah lagi di daerah kediaman ayahnya, Fadly Fajar di Sekolah Dasar Negeri Jalan Sembada.
Pada acara ulang tahunnya, Fadly Fajar memberikan sebuah mainan mobil bagi Rangga karena dia dikenal sebagai anak yang suka bermain mobil-mobilan dan bersepeda.
"Dia suka main sepeda, orangnya aktif dan dia juga dikenal sebagai sosok yang pintar dibanding teman-temannya," lanjutnya.
"Sangat sedih, apalagi saat temannya sayang kemari menyampaikan turut berbelasungkawa.
Semua datang kemari dan itu mengingatkan saya bagaimana cara bergaulnya di sekitar sini," pungkasnya.
Di mata Fadly Fajar, Rangga adalah sosok yang dewasa, berani mengambil sikap saat ibunya ingin diperkosa oleh orang lain.
"Saya yakin seperti itu, dia itu dekat dengan ibunya.
Punya anak seperti itu, saya bangga.
Walau masih kecil, pemikirannya dewasa," ujar Fadly Fajar.
Bahkan, Fadly Fajar menyampaikan bahwa dirinya tidak sanggup meneladani sikap Rangga yang dewasa, melindungi ibunya disaat ingin dilukai orang lain.
"Bahkan aku susah setia ini, aku tidak seperti Rangga.
Pemikirannya dewasa, jadi kepergiannya itu tidak sia-sia," sambungnya.
Sebelum kepergian Rangga, ayahnya Fadly Fajar sudah memiliki firasat.
"Tanda-tandanya ada sih di saya.
Harusnya saya pindah kerja ke Aek Kanopan, saya enggak mau.
Perasaan saya mau pulang aja ke rumah, pokoknya mau ngabisin waktu bersama dua anak ini (Rangga dan Risky)," lanjutnya.
Tidak Mau Tinggal di Lokasi Kejadian
Sedangkan ibu Rangga yang menjadi korban pemerkosaan, DN (28), dan suaminya AY (25), tidak akan tinggal di rumah gubuk mereka saat keluar dari rumah sakit, Selasa (19/10/2020) besok.
Rumah gubuk mereka merupakan lokasi terjadinya insiden memilukan berupa pemerkosaan terhadap DN dan pembunuhan terhadap anaknya RG (10), oleh tersangka SB (41), di salah satu desa dalam Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, Sabtu (10/10/2020) dini hari lalu.
Mereka berencana akan tinggal sementara di rumah singgah yang ditawarkan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3A dan KB) Pemkab Aceh Timur.
Hal itu disampaikan oleh suami korban, AY, yang mendampingi istrinya (korban DN) di Rumah Sakit Cut Meutia (RSCM) Langsa kepada Serambinews.com, Senin (19/0/2020).
DN sendiri dirawat, sejak Jumat (16/10/2020) lalu, di ruang bersalin RSCM Langsa, karena luka bekas bacokan parang pelaku di tangan kanannya belum sembuh total.
Sebelumnya, sejak Sabtu (10/10/2020) atau pascakejadian tragis yang menimpanya, korban DN sempat dirawat beberapa hari di RSUD Langsa.
Setelah kondisinya membaik, korban DN pada Selasa (20/10/2020) besok, direncanakan sudah bisa keluar rumah sakit (RS) dan dibawa pulang ke rumah abang iparnya (abang kandung AY) di Kecamatan Birem Bayeun.
"Istri saya besok (Selasa-red), sudah dibolehkan pulang oleh dokter karena kondisi DN susah membaik, infus juga telah dibuka," ujar AY seperti dkutip tribunmedan.id dari serambi.
Suami koban menambahkan, setelah keluar dari RSCM Langsa itu, ia dan korban DN akan tinggal sementara di rumah abang AY, di Kecamatan Birem Bayeun.
Diakui AY, menyangkut ada ditawarkannya rumah singgah okeh pihak DP3A dan KB Aceh Timur sebagai tempat tinggal sementara, mereka akan mempertimbangkannya.
"Rumah singgah yang ditawarkan oleh DP3A dan KB Aceh Timur, apakah istri saya mau atau tidak, saya serahkan keputusannya sama dia, saya ikuti kemauan dia saja (korban)," sebutnya.
(yos/cr3/tribun-medan.com/serambi)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Ziarah ke Makam sang Pahlawan Cilik, Doa Dyah Erti Idawati di Makam Rangga, https://aceh.tribunnews.com/2020/10/24/ziarah-ke-makam-sang-pahlawan-cilik-doa-dyah-erti-idawati-di-makam-rangga.
Editor: bakri