6 Perkara yang Membuat Sholat Jumat Tidak Sah dan Wajib Mengganti atau Menambahkan Sholat Zuhur
Lantas perkara apa saja yang membuat Sholat Jumat Sah, tidak sah, bekurang pahala, bahkan kehilangan bahkan batal?
Ulama sepakat, berdasarkan hadist ini, maka wajib bagi kaum Muslim menggantikan dengan Sholat Zuhur.
Namun sebagian ulama berpendapat jika berbicara itu bolehkan jika dalam kapasitas yang diperlukan artinya masih dalam kepentingan untuk Sholat Jumat.
Sebab, tak ada Sholat Jumat yang sempurna kecuali milik Rasulullah.
Tentang hal ini dijelaskan oleh Syekh Zakariyya Al Ashari, tokoh Jamaah Tabligh terkemuka dari anak benua India dalam Asna al-Mathalib, bagian 2, halaman 139:
Yakni:
وإن عرض مهم ناجز كتعليم خبر ونهي عن منكر وإنذار إنسان عقربا أو أعمى بئرا لم يمنع منه أي من الكلام بل قد يجب عليه لكن يستحب أن يقتصر على الإشارة إن أغنت
“Bila baru datang perkara penting yang mendesak seperti memberitahukan kewaspadaan, melarang kemunkaran, memperingatkan manusia dari kalajengking atau orang buta agar tidak jatuh ke sumur, maka berbicara tidak dicegah, bahkan terkadang wajib. Namun sunah mencukupkan dengan isyarah bila hal tersebut mencukupi.”
Artinya, jika mendesak tak ada larangan, asalkan tidak berlebihan. Namun jika berlebihan maka mengurangi atau kurang afholnya Sholat Jumat anda dan harus disambung dengan Sholat Zuhur.
3. Orang yang Terlambat Datang dan Melewatkan Khutbah
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam al Bukhari:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -رضي الله عنه- أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ:
«مَنِ اغْتَسَلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ غُسْلَ الْجَنَابَةِ ثُمَّ رَاحَ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَدَنَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّانِيَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَقَرَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الثَّالِثَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ كَبْشًا أَقْرَنَ، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الرَّابِعَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ دَجَاجَةً، وَمَنْ رَاحَ فِي السَّاعَةِ الْخَامِسَةِ فَكَأَنَّمَا قَرَّبَ بَيْضَةً، فَإِذَا خَرَجَ الإِمَامُ حَضَرَتِ الْمَلاَئِكَةُ يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ» Artinya: “Diriwayatkan
dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda:
"Seseorang yang mandi pada hari Jum'at sebagaimana mandi junub, lalu berangkat di waktu awal menuju Masjid, maka ia seolah berkurban seekor unta. Siapa datang pada kesempatan (saat) kedua maka dia seolah berkurban seekor sapi.
Lalu orang yang datang di kesempatan (saat) ketiga maka seolah ia berkurban seekor kambing yang bertanduk. Kemudian orang yang datang pada kesempatan (saat) keempat seolah ia berkurban seekor ayam.
Orang yang datang pada kesempatan (saat) kelima maka dia bagai berkurban sebutir telur.
Dan apabila imam sudah keluar (untuk memberi khutbah), maka para Malaikat hadir mendengarkan dzikir (khutbah sang imam) tersebut,” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Tetap Sah Sholat Jumat, Tetapi Berkurang Pahala
-Golongan ini adalah orang yang datang saat Khubah berlangsung, tetapi sudah melewat setengah dari Khutbah, tetapi masih dianggap sah, hanya berkurang pahalanya.
Pendapat ini diperkuat oleh Ibnu Hajar al Haitami, dalam Al-Minhajul Qawim Syarh Muqaddimah al-Hadramiyah, Beirut: Darul Kutub al Ilmiyah, hal. 182.
"(Maksud anjuran bersegera datang Jumatan adalah) dapat mengikuti shalat dan pada waktunya, serta dapat menjumpai permulaan khutbah. Anjuran bersegera ini sekiranya waktu itu cukup untuk itu (khutbah dan shalat). Jika waktunya tidak cukup, sampai-sampai terlambat shalat maka menyegerakan datang Jumatan itu wajib. Dimakruhkan datang terlambat jika ada kelonggaran waktu untuk itu, sebagaimana (adanya anjuran bersegera) pada jenis ibadah lainnya.”
-Golongan yang datang setelah ruku rakaat kedua Sholat Jumat
Golongan ini dibolehkan Sholat Jumat, tetap denga niat Sholat Jumat, tetapi dengan tata cara Sholat Zukur, atau menyelesaikan Sholat Jumat lebih dulu disambung dengan Sholat Zuhur.
4. Musafir
Musafir atau dalam perjalanan memang tidak diwajibkan, meski dimasa kini, dengan teknologi yang sudah canggih, ketentuan ini tidak berlaku dan boleh Sholat Jumat. Tetapi jika memang tak memungkinkan, maka bisa mengganti Sholat Jumat dengan Sholat Zuhur.
5. Terkena Hadast atau Berhalangan
6. Berukar Akal atau Gila
Berikut tata cara sholat Jumat:
Rakaat pertama:
Niat
-Takbiratul ihram, diikuti dengan memanjatkan doa iftitah
-Membaca surah Al Fatihah
-Membaca surah dari Al Quran
-Melakukan Rukuk dengan tuma’minah
-Iktidal dengan tuma’minah
-Melakukan Sujud dengan tuma’minah
-Duduk di antara dua sujud dengan tuma’minah
-Melakukan sujud kedua dengan tuma’minah
-Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua
Rakaat Kedua:
-Membaca surat Al Fatihah
-Membaca surat dari Al Quran
-Melakukan Rukuk dengan tuma’minah
-Iktidal dengan tuma’minah
-Melakukan Sujud dengan tuma’minah
-Duduk di antara dua sujud dengan tuma’minah
-Melakukan sujud kedua dengan tuma’minah
-Tahiyat akhir dengan tuma’minah
-Mengucapkan salam sambil menoleh kekanan dan kekiri
Niat Sholat Jumat
Sholat Jumat dilaksanakan dua rakaat dan satu kali salam.
Berikut niat Sholat Jumat:
اُصَلِّيْ فَرْضَ الجُمْعَةِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً مَاْمُوْمًا لِلَّهِ تَعَالَى
Ushollii fardlol jum'ati rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa-an ma-muuman lillaahi ta'aala.
Artinya :
Aku niat melakukan shalat jum'at 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, menjadi makmum, karena Allah ta'ala.
Doa Sholat Jumat dan Tata Caranya
1. Doa Shalawat
بسم الله الرحمن الرحيم اللهم صل على محمد وآل محمد
“Bismillahir rahmaanir rahiim, Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin wa aali Muhammad.”
Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Ya Allah, sampaikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya.”
2. Doa Hari Jumat
اَلْحَمْدُ للهِِ الاَْوَّلِ قَبْلَ الاِْنْشاءِ وَالاِْحْياءِ، وَالاْخِرِ بَعْدَ فَناءِ الاَْشْياءِ، الْعَليمِ الَّذى لا يَنْسى مَنْ ذَكَرَهُ، وَلا يَنْقُصُ مَنْ شَكَرَهُ، وَلا يَخيبُ مَنْ دَعاهُ، وَلا يَقْطَعُ رَجاءَ مَنْ رَجاهُ
“Alhamdulillaahil awwali qablal insyaai wa ihyaa wal-aakhiri ba’da fanaail asy-yaai al-‘aliimil ladzii laa yansaa man dzakarahu walaa yanqushu man syakarahu walaa yakhiibu man da’aahu walaa yaqtha’u rajaahu.”
Artinya:
“Segala puji bagi Allah Yang awal sebelum penciptaan dan penghidupan, Yang akhir setelah punah semua. Yang Maha Tahu Yang Tak Melupakan orang yang mengingat-Nya, Yang Tidak Merugikan orang yang mensyukuriNya. Yang Tidak mengecewakan orang yang memohon padaNya, dan Yang tidak memutus harapan orang yang mengharapkanNya.”
Demikian beberapa perkara dan yang perlu diperhatikan kaum Muslim saat menjalan Sholat Jumat, semoga alam ibadah kita diterima di sisi Allah amin ya Rob.(berbagai sumber kompeten/dokumentasi Sriwijaya Post)