Diduga Dalang Rusuhnya Demo, Petinggi KAMI Ini Diciduk Polisi, Pernah Prediksi Rezim Jokowi Tumbang!
Ada cuitan dari Syahganda yang dianggap menyiarkan berita bohong dan atau menyiarkan kabar tidak pasti atau kabar yang berlebihan.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Pengesahan Omnibus Law UU Cipta Kerja menimbulkan gejolak di berbagai kalangan.
Baik buruh, tani, mahasiswa hingga aktivis yang tergabung dalam sebuah aliansi turut menyuarakan aspirasi rakyat dengan menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang disahkan oleh DPR RI beberapa waktu lalu.
Unjuk rasa pun berlangsung pada sejumlah daerah di Tanah Air.
Massa pun tak tanggung-tanggung dalam menurunkan askinya turun ke jalan beberapa hari belakangan demi menuntut Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakya Indonesia itu.
Di sisi lain, terdapat kabar tak sedang mengenai aksi demonstrasi yang diduga menentang UU Cipta Kerja.
Buntut dari permasalahan ini, ada 8 pegiat KAMI (Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia) yang ditangkap polisi.
Mereka ditangkap di Medan, Jakarta, Depok dan Tangerang Selatan.
5 diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Bareskrim Polri.
Mereka diduga melanggar pasal 45 A ayat 2 UU RI Nomor 19 tahun 2016 tentang ITE dan atau Pasal 160 KUHP tentang penghasutan yang ancaman hukumannya mencapai enam tahun penjara.
Salah satu di antaranya yakni Syahganda Nainggolan.
Syahganda Nainggolan pun menjadi sorotan saat diamankan di rumahnya yang ada di daerah Depok, Jawa Barat.
Informasinya, penangkapan salah satu petinggi KAMI itu berkaitan dengan pelanggaran Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Kabar ini mengejutkan para rekan aktivis, mengingat dilakukan jelang aksi unjuk rasa menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja.
Dalam surat tersebut, Syahganda dituduh melanggar Undang-undang ITE.
Ada cuitan dari Syahganda yang dianggap menyiarkan berita bohong dan atau menyiarkan kabar tidak pasti atau kabar yang berlebihan.
Siapa sosok Syahganda Nainggolan yang ditangkap oleh polisi tersebut?
Berikut ini ulasan selengkapnya yang telah dirangkum Sripoku.com.
Baca juga: KAPOLRES Ini Rela Jadi Kernet dan Sopir Bus, Pernah Bersitegang dengan Kasat Sabhara, Ini Aksinya!

Baca juga: Naskah RUU Cipta Kerja Tak Ada di Ruang Sidang Saat Disahkan, Begini Jawaban Pimpinan DPR RI
Sosok Syahganda Nainggolan sudah tak asing di media sosial.
Ternyata, dirinya pernah menjadi aktor dibalik akun @TrioMacan2000 yang menggemparkan di media sosial.
Dilansir melalui laman Kompas.com, Aktivis KAMI ini ditangkap oleh pihak Siber Bareskrim POLRI pada Selasa (13/10/2020).
Ia mempunyai rekam jejak panjang di media sosial dan pernah terlibat dengan akun twitter @TrioMacan2000 yang sempat menghebohkan.
Baca juga: Diduga Hina & Hujat Polisi, Saat Demo Tolak UU Cipta Kerja, Ketua LMND Palembang jadi Tersangka
Biodata Syahganda Nainggolan
Syahganda di Drop-Out (DO) dari ITB dan merupakan bekas narapidana.
Ia di penjara karena melakukan tindak kriminal di kampus ITB yaitu melakukan pemukulan terhadap polisi dan mengancam dosen dengan golok
Seperti disarikan dari Siapa-siapa, tumbangnya Orde Baru memberi ruang pada seluruh rakyat untuk berdemokrasi.
Saat Habibie menjadi Presiden, nama Adi Sasono mencuat.
Syahganda yang sesama alumni ITB dan sudah lama kenal dengan Adi Sasono merapat.
Ia mendukung Adi Sasono untuk mencalonkan diri jadi presiden jika Habibie ditolak MPR.
Ia kemudian membentuk Ormas Daulat Rakyat dengan ketuanya Cacuk Sudaryanto dirjen koperasi saat itu.
Pada Pemilu 1999 Ormas Daulat Rakyat ini menjelma menjadi PARTAI DAULAT RAKYAT (PDR)
Rontok Habibie, rontok juga Adi Sasono.
Syahganda kemudian membentuk Partai Merdeka tetap dengan Adi Sasono sebagai patron.
Pada tahun 2004 Syahganda menjadi Caleg Partai Merdeka dari DAPIL Tangerang dan yakin lolos ke Senayan karena mereka sudah membentuk Ormas Buruh yaitu PPMI.
Bersama Eggi Sujana dan Jumhur Hidayat, menjadi tulang pungung militer (kostrad) membentuk PAM SWAKARSA.
Tujuannya dibentuknya PAM SWAKARSA untuk berhadapan dengan aktivis prodemokrasi dan mahasiswa.
Merasa sudah saatnya lepas dari baying-bayang Adi Sasono, Syahganda membentuk Ormas Gaspermindo dengan menghidupkan Partai Serikat Islam bersama dengan Ferry Juliantono.
Namun seperti Partai Daulat Umat dan Partai Merdeka, Ormas Gaspermindo dan Partai Serikat Islam nyungsep.
Ketika SBY menjadi presiden, sebagai kolaborator Tentara, Syahganda mendekati Sugiharto yang saat itu menjadi Menteri BUMN, Syahganda loncat partai lagi ke PPP agar dekat dengan Menteri.
Syahganda mendapat jatah sebagai Komisaris di Pelindo dari rezim SBY.
Namun tak lama kemudian, Syahganda loncat lagi ke Partai Golkar.
Syahganda tidak lolos menjadi Anggota DPR partai Golkar lewat Dapil Bogor.
Dari Lautze (tempat Hariman Siregar) Syahganda pun dekat dengan mantan Kapolda DKI Nugroho Jayusman.
Dan dari sanalah mereka membentuk ormas FPI untuk berhadapan dengan aktivis.
Di pemerintahan SBY jilid 2, Syahganda bersama beberapa kawannya, mendirikan LSM Sabang Merauke Circle (SMC).
Namanya kemudian bikin heboh dengan membuat media sosial dengan nama @TrioMacan2000 yang mempekerjakan junior-juniornya.
Baca juga: Pelajar Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja Terancam Sulit Dapat Kerja, Karena Dicatat dalam SKCK

Ditangkap Siber Bareskrim Polri
Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap anggota Komite Eksekutif Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Syahganda Nainggolan.
Ia ditangkap di rumahnya di Depok, Jawa Barat, Selasa (13/10/2020) subuh. “Ya benar (ditangkap) oleh Siber,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono ketika dihubungi, Selasa.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono menambahkan, Syahganda diduga melanggar UU ITE.
Kendati demikian, belum ada informasi lebih lanjut perihal kasus yang berujung pada penangkapan Syahganda tersebut.
Sebelumnya, polisi juga mengamankan Ketua KAMI Medan serta dua orang lainnya terkait aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja di Medan yang berlangsung rusuh.
"Untuk orang-orang yang menyerukan ujaran kebencian, ajakan melakukan anarki, ajakan melakukan penjarahan, kebetulan di dalam grup tersebut menamakan grup KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) Medan," ujar Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin ketika dikonfirmasi di RS Bhayangkara Medan, Senin (12/10/2020).
Hal tersebut diungkapkannya ketika dikonfirmasi mengenai penangkapan Ketua KAMI Medan Hairi Amri sebagaimana disampaikannya saat rapat bersama di Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara pada Senin (12/10/2020) pagi.
Martuani tidak menjelaskan secara rinci identitas tiga orang tersebut. Menurut dia, atas kasus tersebut, saat ini pihaknya sedang melakukan pendalaman.
Ketiganya pun akan dibawa ke Jakarta. “Rencananya akan kami serahkan ke Jakarta," katanya.
Baca juga: Menhan Prabowo Subianto Yakini Aksi Demo yang Berujung Kerusakan Tolak UU Cipta Kerja Didanai Asing
Kritisi Rezim Jokowi
Syahganda adalah mantan aktivis mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Fadjroel Rachman yang saat ini menjabat juru bicara Presiden.
Saat ini Syahganda duduk sebagai Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle (SMC).
Di beberapa kesempatan, Syahganda kerap menyoroti berbagai perkembangan politik dalam negeri.
Termasuk di antaranya menyoroti langkah Presiden Jokowi dalam menangani pandemi covid-19.
Pernyataan Syahganda yang menyebut rezim Jokowi bakal tumbang 6 bulan sempat menjadi bahasan ramai pada Februari 2020 silam.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Syahganda Nainggolan melalui tayangan YouTube realita TV, Sabtu (29/2/2020).
Ia memperkirakan, pemerintahan Jokowi bakal jatuh enam bulan ke depan, lantaran pemerintahan sang presiden kini sudah banyak persoalan.
Terkait hal itu, Syahganda Nainggolan pun menyinggung wabah Virus Corona yang kini tengah dikhawatirkan seluruh warga dunia.
Mulanya, Syahganda menyoroti soal pemindahan Ibu Kota Negara ke Pulau Kalimantan.
Menurutnya, Jokowi sempat bepergian ke luar negeri untuk mencari dana demi memindahkan Ibu Kota ke Pulau Kalimantan.
"Jokowi baru ke Australia cari uang untuk ibu kota baru, dia ke Canbera dan lain-lain," kata Syahganda.
Tak hanya Jokowi, Menteri Hukum dan HAM Luhut Binsar Pandjaitan pun disebutnya turut mencari dana untuk memindahkan Ibu Kota.
"Kemudian Luhut Binsar Pandjaitan membawa orang ramai-ramai cari uang ke Amerika untuk investasi di Ibu Kota baru," jelasnya.
"Jadi tema mereka ini tema yang aneh yang sebenarnya udah di luar akal sehat."
Ia bahkan menyinggung jumlah uang yang digelontorkan pemerintahan Jokowi untuk membayar para buzzer.
"Makanya mereka membayar buzzer 72 miliar untuk membuat suasana supaya lebih heboh, lebih hebat, kondusif," jelas Syahganda.
Masalah lain yang dialami pemerintahan Jokowi yang disebut Syahganda yakni pada bidang pariwisata.
Menurut Syahganda, pariwisata Indonesia menurun drastis semenjak Virus Corona merebak ke banyak negara.
"Orang lain, pariwisata misalkan udah lihat kita 2 juta kehilangan (wisatawan)," tutur Syahganda.
"Arab Saudi 7 juta kehilangan (wisatawan) dia juga umrah enggak peduli (dibatasi)."
Terkait kondisi tersebut, Syahganda menilai pemerintahan Jokowi memiliki struktur yang lemah.
Tak hanya itu, Syahganda bahkan memprediksikan pemerintahan Jokowi bakal jatuh pada enam bulan ke depan.
"Ini kan udah panic game nih, biasanya dalam sebuah teori organisasi itu karena strukturnya udah lemah dan leadernya bakal jatuh," jelas Syahganda.
"Jadi saya ngitung-ngitung aja mungkin kalau Coronavirus ini bisa 6 bulan enggak ketemu vaksinnya, mungkin Jokowi di tahun ini 6 bulan lagi sudah jatuh."
Syahganda lantas mengklaim hal yang disampaikannya itu sebagai ramalan seorang pengamat politik.
"Enggak dijatuhkan, ini jatuh aja gitu. Ya itu ramalan saya sebagai pengamat," pungkasnya.
Namun, ramalan Syahganda itu tidak terbukti.
Sampai saat ini Jokowi masih memimpin negeri ini.
SUBSCRIBE US