Kisah Haru Gadis yang Putuskan Jadi Mualaf, Perjalanan Kehidupan Panjang Dimulai 2 Tahun Lalu!
Banyak sekali kisah mengenai orang yang mendapat hidayah dan memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Yandi Triansyah
Walaupun setelah itu diusir dan dikeluarin dari kartu keluarga.
Ngalamin depresi, sampai akhirnya bisa jadi yang sekarang," ungkapnya.
Ia pun menceritakan kisah perjalanannya selama menjadi mualaf mulai dari ibadah secara sembunyi-sembunyi.
"Semua agama sama, karena memiliki tujuan yang sama walaupun jalannya berbeda-beda, yang pasti, mereka tidak mengajarkan bagaimana membunuh orang"
Selama 2 tahun lamanya, saya sedang menjalani kehidupan ganda.
Yapsss, 2 tahun lamanya, saya diajak gereja (ibadah) ikut saja, merayakan natal bersama keluarga secara terang-terangan dan dilihat oleh Penciptaku.
Sedangkan sholat yang hampir sering aku kerjakan setiap waktu, aku lakukan secara sembunyi-sembunyi dari keluarga," ujarnya.
Salah seorang netizen kembali bertanya bagaimana bisa ia menjalani kehidupan seperti itu.
"Bagaimana itu bisa terlihat mudah untukmu?
Dari situ saya mulai dibukakan jalan dan kemudahan dalam berfikir dan mengambil resiko.
2 tahun setelah bersyahadat, dan saya capek terus-terusan menjalani kehidupan ganda.
saya diberi masukan oleh seseorang yang sangat baik, saya bilang takut.
Lalu dia jawab :
"Ada Allah, dan aku. Daripada kamu terus-terusan berbuat dosa," ungkapnya.
• Jangan Buru-buru Dibunuh! Siapa Sangka Ada Alasan Menyedihkan Dibalik Laron Hidup Hanya Satu Malam
Cerita Kehidupan Sebelum Mengaku Mualaf
Saat di rumah, kalau mau ke toilet itu ngelewatin kamar mamah, aku khawatir kan mama tahu.
Tujuannya, enggak mau bikin mama kepikiran, aku usahakan sebisa mungkin agar mama enggak tahu.
Kalu ditanya mama, 'nhapain sih tiap pagi kebangun,' aku jwaba saja kebelet.
Mukena juga disimpan sembunyi di bawah kolong tempat tidur, harus bener-bener rapi.
Apalagi, di rumah ada keponakan masih kecil yang suka bongkar-bongkar.
Malam itu aku izin keluar ketemu teman aku, mamah aku emang ngga mengiyakan tapi aku langsung pergi karena nunggu jawaban dia ga ada sama sekali hanya diam, lalu aku pergi main sama teman sahring tentang apa yang aku alami
Dan ternyata aku ditutup dari luar rumah padahal aku main gada nyampe sejam, dan itu masih terbilang belum terlalu malam 21:38 WIB.
Disini setelah aku ngomong kalau aku muallaf sudah lama, merasa diasinmgkan selama beberapa hari, sampe yang mereka makan malam aja ngga ngajakin aku yang di kamar padahal biasanya sering manggil
Semuanya asyik sendiri, bahkan saat aku datang aja kayak biasa aja ga berusaha nyapa aku sama sekali.
Setelah 2 tahun aku bersyahadat, sebelum aku ngomong ke keluarga aku.
Sejak sekolah aku jualan, karena aku mikirnya gini.
"Wah nanti kalau aku ngomong pasti keluargaku ngusir dari rumah"
Makanya aku mikir mau jualan biar nanti setelah waktu yang pas aku ngaku gitu, jadi kalau diusir ya gapapap aku udah punya biaya hidup.
Jadi aku jualan minuman gitu, dan biasanya ke sekolah aku bawa sekitar 50'an botol.
Nah, pas yang awal-awal jualan gitu mama aku ga nanya sama sekali kenapa aku jualan, karena mungkin mama aku pikir aku pengen sukses dalam dunia bisnis gitu, karena kebanyakan dari etnis Tionghoa identik dengan kesuksesan mereka dalam berbisnis maupun bekerja jadi mungkin mama aku mikirnya gitu.
Ga yang terlalu mikirn aku banget kenapa mau jualan.
Setelah minuman, aku nambah lagi jualannya kaya cemilan gitu.
Sampai lulus dan sampai kuliah semester 1 sebelum pandemi covid aku masih sering jualan.
Sebelum adanya pandemi covid-19 di kampus saat semester 1, aku jualan minuman bubble.
Sering banget aku kinta temen-temen aku buat endorse gitu
Kalau di kampus, jualannya cepet habis loh.
Ngga ada nyampe 30 menit gitu aku di kampus pas nyampe langsung aja dibeli sama temen-temen dan kebanyakan itu temen cowo gitu
Setelah minuman bubble aku jual puding lagi.
Terus aku banyakin sedekah gitu.
Karena aku tahu bahwa sedikit banyaknya harta kita itu ada rezekinya orang lain di situ.
Dan tidak akan pernah berkurang harta yang kita sedekahkan dengan ikhlas karena Allah, melainkan akan digantikan dengan berlipat ganda.
Nah, dari semua itu sampai yang sekarang Alhamdulillah aku bisa nabung, jadi aku mikirnya walaupun dikeluarin nanti aku ga bakal takut karena untuk biaya hidup Alhamdulillah sudah yang lebih mencukupi.
Sampai aku ngasih lihat mama semua tabungan aku, mereka ngga percaya.
Nah 2020 ini aku berusaha banget kaya pengen ngomong tapi takut, aku curhat ke salah satu orang yang menurut aku baik dan bisa ngasih solusi.
Terus kata dia :
"Jangan takut, coba aja dulu"
Sudah Mengaku Jadi Mualaf
Gadis ini pun mulai memberanikan diri dan mencoba jujur bahwa dirinya seorang mualaf.
"Malam itu aku langsung ngomong, mama aku nangis tapi ngga ngomong apa-apa.
Aku didiemin selama beberapa hari, sampe yang tante-tanteku pada ngomong udah keluarin aja, dia kan udah gede juga ngapain ditampung," tulisnya.
Setelah pengakuannya yang mengejutkan pihak keluarga, gadis ini pun berusaha untuk bertahan di dalam rumahnya di tengah gejilak yang luarbiasa.
"Terus dari situ aku diem dalam kamar nggak keluar-keluar, mama aku ngga berusaha tanya atau ke dalam kamar gitu.
Sampe yang kaya aku makan aja itu susah banget.
Ini buat makan aja aku di rumah itu makannya pas mau subuhan.
Karena aku ngga pernah ditawarin makan, atau bahkan ditanya udah makan.
Jadi sisa apa aja gitu aku panasin lagi," katanya.
Ia pun menuturkan jika dirinya tak dianggap oleh keluarganya sejak memberanikan diri mengaku jadi mualaf.
"Aku ngaku jadi mualaf itu baru bulan agustus kemarin.
Mama aku udah mulai ngomong sama aku tapi cuma yang penting-penting aja, kaya cuma nanyain cimana kunci atau apalah itu.
Dia mau keluar aja aku tanya, "Mah, mo kemana?"
Ngga dijawab padahal pertanyaannya kuulang lebih dari tiga kali.
Sekarang, aku masih dikucilkan di rumah.
Tante-tanteku di rumah ngga pernah mau ngoming atau ngapain gitu sama aku sampai dengan sekarang.
Saya seolah tidak dianggap ada oleh kerluarga saya," ungkap gadis tersebut di akhir kisahnya.
Simak videonya
• Mengintip Deretan Masjid Terbesar di Dunia, No 12 Masjid Terbesar se-Asia Tenggara Ada di Indonesia
Yuk follow Instagram Sriwijaya Post
Serta sukai fanspage Sriwijaya Post
Jangan lupa juga subscribe YouTube Channel SripokuTV