Inilah Masalah Kesehatan di Balik Siklus Menstruasi yang Tak Teratur
Jika seseorang mengalami siklus menstruasi yang tak teratur atau terganggu, ada kemungkinan dia memiliki masalah kesehatan tertentu.
Hasilnya, wanita yang secara konsisten mengalami siklus menstruasi tidak teratur atau panjang (40 hari atau lebih) berisiko mengalami kematian dini 41-71 persen lebih tinggi, yang sebagian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.
Bahkan, risiko itu meningkat antara 66-71 persen pada partisipan yang merokok.
Partisipan yang mengalami gangguan menstruasi selama masa remaja dan dewasa, mempunyai kemungkinan dua kali lipat terkena tekanan darah tinggi.
Mereka juga lebih rentan terhadap kolesterol tinggi, diabetes, endometriosis (jaringan lapisan dalam rahim ditemukan di bagian tubuh lain), dan fibroid uterus (tumbuhnya benjolan yang merupakan tumor jinak di rahim).

5 Zodiak Suka Kemewahan dan Berkelas. (https://www.google.co.id/)
2. Penggunaan alat kontrasepsi
Gangguan menstruasi karena pemakaian alat kontrasepsi dikaitkan dengan risiko kematian lebih tinggi pada remaja wanita berusia remaja.
Namun, risiko itu tidak ditemukan pada wanita dewasa.
Wanita yang melaporkan penggunaan alat kontrasepsi antara usia 14-17 tahun berisiko mengalami kematian dini dibandingkan mereka yang mempunyai siklus menstruasi reguler.
Bisa jadi, partisipan yang menggunakan alat kontrasepsi di usia 14-17 tahun diberi resep obat untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
Misalnya untuk endometriosis atau sindrom ovarium polikistik (pembesaran ovarium dengan kista kecil).
Namun, penggunaan alat kontrasepsi di usia 18 tahun ke atas tidak terkait risiko kematian, menurut studi tersebut.

Update 1 Oktober 2020. (https://covid19.go.id/p/berita/)
3. Menstruasi bisa jadi penanda kesehatan yang sempurna
Penelitian ini tidak menetapkan sebab dan akibat, karena peneliti tidak dapat meminta partisipan untuk mengalami menstruasi tidak teratur dan mempelajari hasilnya.
Hanya saja, studi ini mendukung bukti yang ditemukan, bahwa masalah pada kesehatan reproduksi bisa menunjukkan risiko dari masalah kesehatan lain.
Studi juga mengungkap, hormon reproduksi yang terganggu berkaitan dengan ketidakseimbangan kimiawi, seperti resistensi insulin.