Dampak Ringan hingga Terberat Kecanduan Media Sosial, Ini Tanda Orang Harus Puasa dari Sosmed
Dampak terburuk dari media sosial, dapat menjadikan penggunanya memanipulasi kehidupan nyatanya, ini tanda-tanda orang harus puasa bersosial media
Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM - Layaknya obat-obatan terlarang, industri teknologi juga memberikan efek kecanduan bagi penggunanya.
Jika kecanduan obat terlarang berdampak buruk bagi kesehatan tubuh penggunanya, begitu juga dengan pecandu teknologi atau sosial media, akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental penggunanya.
Seperti akan munculnya rasa iri, tidak percaya diri, cemas, dan berpikir berlebihan alias overthinking pada orang yang kecanduan media sosial.
Seperti sebuah kutipan yang muncul di film dokumenter orisinil Netflix berjudul The Social Dilemma.
"Hanya ada dua industri yang menyebut konsumen mereka "pengguna", yakni industri teknologi dan obat-obatan terlarang".

Kalimat tersebut seakan menyadarkan bahwa produk teknologi dan obat-obat terlarang memiliki efek samping yang sama, yakni kecanduan
Melansir dari laman Kompas.com, Alif Aulia Masfufah, psikolog klinis dari Komunitas Love Yourself Indonesia mengatakan kecanduan media sosial bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental.
Engagement atau jumlah likes maupun komentar yang diterima di media sosial juga bisa saja mempengaruhi diri seseorang. Termasuk ketika terpicu memori-memori lama, yang baik maupun yang buruk.
• Ganjar Pranowo Usulkan Peserta Pilkada 2020 Berkampanye Lewat Media Massa, Lebih Hemat dan Efektif
• Ulah Pria di Palembang, Gadaikan Mobil Sewaan Demi Ikut Proyek, Proyek tak Dapat Kini Masuk Penjara
• Tanjidor, Musik Khas Kesenian Betawi, Masih Eksis dan Acap Mangung di Acara Tertentu Sampai Hari Ini
Hal tersebut merupakan dampak teringan yang dimunculkan oleh kecanduan media sosial.
"Kalau udah menghabiskan banyak waktu di media sosial, yang kena kehidupan nyata," jelas Aulia dalam program bincang-bincang AntarMuka bersama KompasTekno.
Media sosial juga membentuk pola interaksi baru manusia. Dengan mudah, orang-orang bisa terhubung dengan teman lama, teman jauh, bahkan orang asing sekalipun.
Sisi baiknya, orang akan lebih mudah bersosialisasi secara maya. Namun jika berlebihan, pengguna media sosial bisa terlalu nyaman berkomunikasi dengan orang asing atau orang yang jauh darinya ketimbang dengan orang terdekat, seperti keluarga atau sahabat.
Mereka akan merasa diterima dan diakui di media sosial yang kemudian menimbulkan perasaan bahagia.
Dampaknya, mereka akan memanipulasi kehidupannya. Misalnya saja selalu ingin terlihat bagus di media sosial.
Walhasil, dia akan melakukan berbagai cara untuk mendapat perhatian.