Berita Palembang

Puluhan Anak Sungai Dangkal, Palembang Rawan Banjir, tapi Baru Tahun Depan Dikeruk

Sebanyak 21 anak sungai di kota Palembang mengalami pendangkalan pada musim kemarau tahun ini.

Penulis: Odi Aria Saputra | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM / Odi Aria
Kepala BBWS Sumatera VIII, Birendrajana 

Laporan wartawan Sripoku.com, Odi Aria

SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Sebanyak 21 anak sungai di kota Palembang mengalami pendangkalan pada musim kemarau tahun ini.

Pendangkalan yang terjadi ini kerap kali menjadi biang keladi banjir yang sulit surut hingga berhari-hari.

Kepala BBWS Sumatera VIII Birendrajana mengungkapkan ke 21 anak sungai yang bakal dilakukan pengerukan.

Ke 21 anak sungai tersebut diantaranya sedimentasi diantaranya Sungai Sekanak, Bendung, Sungai Buah, Jakabaring, Borang, Selincah, Kertapati, Juaro, Lawang Kidul, Batang, Krmasan, Sriguna, Nyiur, Kedukan, Rengas, Aur, Gasing, Plaju, Gandus dan lain-lain

Ia menjelaskan, anak Sungai Musi pada umumnya mengalami sedimentasi atau pengendapan dari penumpukan limbah rumah tangga, lumpur hingga tumbuhan.

Saat hujan deras, air akan meluap karena anak sungai dangkal.

Kondisi ini menyebabkan penampungan banjir berkurang.

Sungai Sekanak Cagar Budayanya Kota Palembang, Terdata ada 80 Situs Masa Kesultanan sampai Kolonial

Restorasi Sungai Sekanak-Lambidaro Tahap Kedua Ditargetkan April 2020 Pekerjaan Dimulai

"Pengerukan sedimentasi akan dilakukan sedalam satu meter. Kita akan ratakan gundukan sedimentasi, sehingga aliran air dapat berjalan dengan lancar" katanya.

Menurutnya, sejumlah titik rawan banjir di kota Palembang dikarenakan aliran air dari anak sungai terjepit karena terjadinya pendangkalan.

Sehingga menyebabkan air yang seharusnya masuk dengan cepat keluar ke sungai menjadi terhambat dan terjadilah banjir.

Pengerukan sedimentasi ini diakui oleh Birendrajana terakhir kali dilakukan pada tahun 2015 silam.

Oleh karena itu, pengerukan dirasa sangat perlu untuk membuat aliran-aliran air anak sungai tak lagi terhambat dan menyebabkan banjir di kota pempek.

"Idealnya pengerukan itu lima tahun sekali.

Dengan dilakukan normalisasi dan restorasi kita bisa meminimalisir banjir yang melanda Palembang," tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved