Profil Dirpolairud Polda Sumsel Kombes Pol Yohanes Sismadi Widodo, Sering Hadapi Kasus Bentrok Warga

"Di sana, masalah sedikit saja selalu bentrok. Sampai, untuk masalah mengubah nama jalan saja bentrok,"

Editor: Refly Permana
instagram
Direktur Polairud Polda Sumsel, Kombes Pol Yohanes Sismadi Widodo. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Baru beberapa bulan menjabat, Direktur Polairud Polda Sumsel, Kombes Pol Yohanes Sismadi Widodo bertugas di Sumsel saat penyebaran virus Corona sedang naik-naiknya.

Ternyata, pria lulusan Secapa Angkatan 1990 ini memiliki basic reskrim. Baru kali ini, ia bertugas di Sumsel dan menjadi Direktur Polairud Polda Sumsel.

Ia menceritakan, saat bertugas sebagai anggota reskrim. Terlebih menjadi Direktur Reskrim di suatu Polda.

Emak-emak di Lahat Ini Duduk di Jalan dan Dikelilingi Polisi, Demo Pencemaran Debu Angkutan Tambang

Pastinya, setiap karakter masyarakat di suatu wilayah selalu berbeda.

"Pernah bertugas di Riau, terus pindah ke Lampung balik lagi ke Kepri. Yang paling berkesan itu di Lampung saat jadi Direktur Reskrimum.

Di sana, masalah sedikit saja selalu bentrok. Sampai, untuk masalah mengubah nama jalan saja bentrok," ujarnya ketika ditemui di Mapolda Sumsel, Rabu (30/9/2020).

Beberapa wilayah yang ada di Riau dan Kepulauan Riau menjadi tempat biasanya ia bertugas.

Pesta Demokrasi di Tengah Covid-19, Begini Respon KPU PALI dan Paslon Soal Wacana Pilkada Ditunda

Memang, di wilayah Riau atau Kepulauan Riau ia bertugas cukup lama. Sehingga, di Riau ia menilai orang asli di sana tidak terlalu tempramental.

Namun, ketika bertugas di Lampung ia mengaku menghadapi watak yang cukup keras.

Terlebih, ketika itu saat dirinya menjabat Direktur Reskrimum Polda Lampung, terjadi bentrok antara warga pribumi di Mesuji dengan warga pendatang.

Disitu, ia menyaksikan sendiri bentrok yang terjadi. Saat itu, ia berupaya untuk memecahkan masalah bentrok yang terjadi agar tidak terus meluas.

Makam Korban Pemerkosaan di Lahat di HUT RI 2020 Dibongkar, Tiga Warga Pagaralam Ditangkap

Meski bersusah payah, akhirnya masalah tersebut dapat diselesaikan meski harus dilakukan proses hukum.

"Di Lampung juga hampir sama, ada yang melakukan aksi kejahatannya menggunakan senpi rakitan. Ketika ditanya, senpi rakitan itu asalnya dari Sumsel. Selalu dibilang dari Sumsel, Sungai Ceper," ungkapnya.

Saat ini, dirinya bertugas di Sumsel. Meski baru bertugas dan belum sempat berkeliling karena dampak pandemi, ia menyakini bila masyarakat Sumsel sebenarnya mengerti akan peraturan.

Hanya saja, memang perlu selalu diingatkan dengan peraturan yang telah ada.

Laga Ujicoba KS Tiga Naga Batal, Pelatih Sriwijaya FC Putar Otak Cari Cara Supaya Pemain tak Jenuh

Halaman
12
Sumber: Tribun Sumsel
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved