KISAH Algojo Sang Pembantai Anggota PKI, Diperintah Membunuh Meski Keluarga Sendiri: Darah Muncrat

Ia mengaku bahwa para tentara akan merekrut dirinya dan sembilan tahanan lain untuk menjadi algojo.

Editor: Fadhila Rahma
IST
Suasana saat peristiwa pembersihan anggota PKI. 

Lokasi pembantaian telah ditentukan oleh Komandan Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Komop).

Di lokasi tersebut, mereka disuruh menggali lubang sedalam tiga meter, lebarnya lima meter.

Pada mulanya Bapa Tengkorak dan temannya bertugas di Desa Wairita.

Di desa tersebut mereka menggali tiga lubang untuk menguburkan 45 orang yang diduga terlibat PKI.

Eksekusi dilakukan pada tengah malam sesuai perintah Komandan Komop.

Bapa Tengkorak mengaku tak bisa menolak karena diakuinya jika instruksi tersebut adalah tugas negara, walaupun ia harus membunuh keluarga mereka sendiri.

"Harus dilaksanakan, walaupun orang yang kami potong kepalanya adalah keluarga sendiri".

Malam itu para terduga anggota PKI diturunkan dari mobil Komop dengan tangan dan kaki terikat ke belakang.

Diakui olehnya bahwa mata mereka tak ditutup.

Mereka dibawa ke dekat lubang, kemudian ia dan temannya menebas kepala mereka dengan kelewang."

"Darah muncrat membasahi tubuh dan wajah saya." ujarnya

Ia mengungkapkan bahwa setiap orang yang ditebas langsung dibuang ke lubang yang telah disiapkan.

Disaksikan olehnya, aparat kepolisian dan TNI bersenjata mengawal dengan ketat.

Setelah semuanya masuk ke lubang, ia dan temannya diminta menutupnya dengan tanah.

Sebagai penanda, di atasnya ditanam batang pohon reo, atau dahan kedondong.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved