Perang Azerbaijan & Armenia Hari Kedua, 15 Tentara Tewas, Berikut Perbandingan Kekuatannya
Perang terbuka atau konfrontasi milter dua negara pecahan Uni Sovyet, yakni Azerbaijan dan Armenia berlanjut di hari kedua.
SRIPOKU.COM -- Perang terbuka atau konfrontasi milter dua negara pecahan Uni Sovyet, yakni Azerbaijan dan Armenia berlanjut di hari kedua.
Kedua negara ini melakukan perang terbuka pada hari Minggu dan berlanjut Senin (28/9/2020) di sepanjang perbatasan Nagorno-Karabakh.
Kedua negara saling mengklaim menang dan menewaskan banyak tentara musuh satu sama lain.
Berdasarkan sejumlah laporan dari media internasional yang berhasil dihimpun, perang ini merupakan kelanjutan dari konfrontasi militer yang pecah pada 12 Juli 2020. Ketika itu militer Armenia melancarkan serangan di wilayah Tovuz, perbatasan kedua negara. Akibat serangan itu tiga orang tentara Azerbaijan tewas.

• Malek Jadi Tukang Bubur, Pengen Kerja di Pabrik Kayu Tapi Ditolak, Leher Kedua Orang Tua pun Dicekik
• Berguna Untuk Produksi Vaksin Covid-19, Setengah Juta Ikan Hiu Terancam Dibunuh
Pertempuran hari Kedua
Pertempuran antara pasukan Azerbaijan dan Armenia berlanjut di hari kedua, Senin (28/9/2020) pagi waktu setempat, atau Senin sore ini WIB.
Kantor berita Reuters melaporkan, 15 tentara di kedua belah pihak tewas. Ratusan warga sipil lain terluka akibat gempuran artileri ke kota Terter.
Serangan udara dan darat dimulai pihak Azerbaijan ke Nagorno-Karabakh Minggu (27/9/2020), menewaskan sekurangnya 16 tentara Armenia.
Tank dan helikopter Azerbaijan hancur. Pasukan Armenia di Nagorno Karabakh juga menembak jatuh sejumlah drone militer Azeri. Beberapa wilayah yang semula diduduki pasukan Azeri bisa direbut kembali.
Ini merupakan perang terbuka paling keras setelah konflik sebelumnya pecah di wilayah itu pada 2016. Baik Armenia maupun Azerbaijan saling tuduh dan mengklaim pihak paling benar.
Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev memerintahkan mobilisasi militer untuk memperkuat pasukan Negara itu di Nagorno-Karabakh yang didominasi warga Armenia.
China dan Rusia menyerukan kedua pihak yang tengah bertempur untuk meredakan ketegangan. Sementara NATO dan AS meminta Yerevan dan Baku untuk kembali ke meja perundingan.
Duta Besar Armenia untuk Rusia melaporkan, sebanyak 4.000 petempur sipil asal Suriah, dikerahkan Turki untuk membantu pasukan Azerbaijan.
Nagorno-Karabakh memisahkan diri dari Azerbaijan sesudah Uni Soviet bubar tahun 1991. Mereka memerdekakan diri dan mendirikan Republik Artsakh.
Pemerintah Baku menolak pemisahan ini, dan menyatakan Nagorno-Karabakh tetap bagian tak terpisahkan dari Azerbaijan.