Berita Palembang

VIRAL Seorang Bocah Pakai Kemoceng di Simpang Charitas Palembang, Ini yang Dilakukan si Bocah!

Karena tidak diberi uang, bocah ini semakin marah dengan cara memukul kaki pemotor dengan menggunakan kemoceng.

Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
Screenshoot Instagram @makassar_iinfo
Viral Bocah pakai kemoceng di Simpang Charitas Palembang 

Heri mengatakan, selama pandemi ini laporan keresahan warga terkait keberadaan oknum peminta-minta di jalanan telah banyak mereka terima.

Setiap kali dilakukan razia sering kali mereka (pengemis) kucing-kucingan dengan petugas.

"Belum lama ini kami amankan 12 orang manusia silver. Pernah ada yang kami tangkap kita telusuri latar belakang keluarganya, turun menurun sebagai pengemis," jelasnya.

Sering kali turun ke jalan setelah ditertibkan, kata Heri juga tak terlepas karena masih ada masyarakat yang memberikan uang ke mereka.

Padahal, sesuai aturan Peraturan Daerah (Perda) dilarang untuk memberikan uang kepada pengemis (dalam modus apapun).

"Kita bukan melarang memberi sedekah, saya juga bukannya tak kasihan mereka namun sesuai aturan bila ingin menyalurkan sedekah melalui badan pengelola yang resmi, seperti panti asuhan atau BAZNAS. Kalau masih ada yang kasih makin betah mereka berada di jalan," katanya.

GEPENG di Palembang Bertambah, Modusnya Jadi Manusia Silver, Badut dan Jualan Tisu, Dinsos Kewalahan

BOCAH Manusia Silver Tewas Dilindas Truk, Kondisi Mengenaskan Tubuh Remuk, Sopir Truk Melarikan Diri

Sederet Penyakit Ancam Manusia Silver, di antaranya Gangguan Hati, Kerusakan Ginjal dan Kanker Kulit

Sementara, Pengamat Sosial Prof Abdullah Idi MEd mengatakan, di kondisi pandemi saat ini menjadi salah satu faktor yang mendorong kehadiran manusia silver dll di jalanan.

Selain demi memenuhi kebutuhan ekonomi, cara ini sering kali dianggap lebih cepat mendapatkan uang.

"Ini yang membuat miris, sebenarnya mereka tidak ingin juga turun ke jalan kalau punya kondisi ekonomi yang baik. Mereka sebagai golongan warga kurang beruntung dan tidak mendapatkan hak utuh sebagai warga negara.

Keterpaksaan yang harus dilakukan warga kita untuk memenuhi kebutuhan keluarga tentu ini menjadi tanggung jawab bersama. Karena kehadiran mereka memunculkan dampak positif dan negatif," jelasnya.

Dampak negatif yang dikhawatirkan adalah hilangnya generasi penerus bangsa, apalagi mayoritas mereka masih di rentang usia sekolah.

"Otomatis mereka tak memperoleh pendidikan sepenuhnya, kita khawatir akan ada lost generation. Ini menjadi tugas kita bersama untuk mencegah hal itu," jelasnya.

Curhat Manusia Silver di Palembang Saat Masyarakat Dilarang Beri Sumbangan, Masa Kasih 100 Dipenjara

Yuk follow Instagram Sriwijaya Post

Serta sukai fanspage Sriwijaya Post

Jangan lupa juga subscribe YouTube Channel SripokuTV

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved