Dinkes Minta RSUP Mohammad Hoesin Selektif Terima Rujukan Pasien Covid-19, Ternyata Ini Alasannya

Tingkat keterisian ruang perawatan (bed) pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Mohammad Hoesin hampir mencapai 80 persen.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: adi kurniawan
Istimewa/handout
Ilustrasi Virus Corona atau Covid-19 

Menurut Lesty, Rumah Sehat Covid-19 Jakabaring disediakan oleh pemerintah provinsi provinsi untuk menangani ODP dan PDP ringan dan sifatnya supporting.

"Sudah lima bulan pandemi dan tidak tahu kapan pandemi akan berakhir. Jadi, kita mendorong agar kabupaten/kota juga lebih mandiri menangani ini. Bukannya wisma atlet ditutup malah ikut tutup karena masyarakat tidak semua bisa isolasi mandiri, baik alasan tidak bisa disiplin atau memang kondisi rumahnya yg tidak memungkinkan, terang dia.

Nantinya pula, untuk penelurusan kontak (tracing) dan pengambilan swab test pun akan dilakukan di puskesmas di tingkat kabupaten dan kota. Untuk itu, Lesty menekankan, kemampuan puskesmas ditingkatkan dan SDM dilatih dalam upaya menangani Covid-19 di Sumsel.

"Kabupaten/kota juga diharapkan punya laboratorium yang mampu periksa PCR," ujar dia.

Saat ini, kemampuan provinsi Sumsel untuk melakukan tes sudah mencapai angka 1.200 tes per hari dan sudah ada enam laboratorium di Sumsel yang disiapkan untuk Tes Cepat Mandiri (TCM) yang tersebar di enam kabupaten kota selain BBLK, yakni laboratorium BTKLP, laboratorium RS Pusri, laboratorium RSUD Siti Fatimah, laboratorium RSMH, dan laboratorium swasta.

"Laboratorium lain yang juga akan menyusul Pertamina, kemampuan test per hari mencapai 1200 an per hari, ini sudah sangat meningkat. Pada awal pandemi hanya 250 tes per hari" jelas dia.

Lesty menilai, penanganan Covid-19 di Sumsel pun telah lebih baik, dengan adanya bantuan ventilator dari berbagai pihak. Berdasarkan catatan Dinkes Sumsel ada 25 unit ventilator bantuan dari Temasek, lalu 45 unit dari Kemenkes RI , dan beberapa unit lagi bantuan dari pemerintah provinsi Sumsel dan pihak swasta seperti Budha Suci.

Ditegaskan dia, upaya penanganan Covid-19 ini tentunya bukan hanya dari pemerintah saja. Masyarakat pun berperan dengan patuh menerapkan protokol kesehatan, yakni 3 M atau Maskeran, Menjaga jarak dan Mencuci tangan.

"Untuk penanggung jawab kegiatan, institusi, termasuk pengelola fasilitas umum, agar benar benar menerapkan protokol kesehatan serta memastikan yg ikut dalam kegiatan adalah orang yang sehat," lanjut dia.

Dia pun mengimbau, Dinkes kabupaten dan kota bersama puskesmas di Sumsel agar lebih ketat mengawasi orang-orang yang melakukan isolasi mandiri. Tujuannya, agar penularan terkendali dan memberikan perhatian lebih pada kelompok yang rentan, lansia dan memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes melitus, jantung, paru-paru dan lainnya.

Bagi masyarakat yang merasa ada gejala yang tidak biasa, pernah berkontak dengan yg positif Covid-19 atau sebagai pelaku perjalanan diharapkan segera menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan seperti klinik, puskesmas, atau RS.

Upaya penanganan Covid-19 berupa 3T (Tracing, Test and Treatment) tetap menjadi pokok penanganan dibarengi pemberdayaan masyarakat untuk patuh protokol kesehatan.

"Gubernur juga selalu mengimbau masyarakat untuk patuh pada protokol kesehatan agar pandemi cepat berlalu. Jadikan diri kita sebagai bagian yang ikut memutuskan rantai penularan covid 19, karena pandemi ini tanggung jawab kita bersama." kata dia.

Sumber:
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved