Tahun Baru Islam 1442 H
Ustaz Solihin Hasibuan : Muhasabah Diri Mestinya Jadi Momentum Hijrah
Keistimewaan tanggal 1 Muharram adalah berkaitan dengan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah.
Penulis: Tria Agustina | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM - Jelang Tahun Baru Islam 1442 yang jatuh pada 1 Muharram yakni Kamis, 20 Agustus 2020 yang bertepatan dengan momentum Hari Kemerdekaan ke -75 Republik Indonesia (RI).
Di Bulan Muharram ini pentingnya muhasabah (memperbaiki) diri dengan melihat kembali ke belakang.
Hal ini tentu saja demi menyongsong hari ke depan dengan semangat baru untuk perubahan.
Bagaimana menumbuhkan semangat baru demi perubahan tersebut jelang Tahun Baru Islam 1442 H di Bulan Muharram?
Berikut ulasan selengkapnya mengenai semangat baru di Tahun Baru Islam 1442 yang telah dibahas bersama sejumlah tokoh agama di Sumatera Selatan, Rabu (19/8/2020).
• Tahun Baru Islam Jatuh pada 20 Agustus 2020, Catat Beragam Amalan di Bulan Muharram Ada Puasa Sunnah

• Tahun Baru Islam Jatuh pada 20 Agustus 2020, Catat Beragam Amalan di Bulan Muharram Ada Puasa Sunnah
Keistimewaan tanggal 1 Muharram adalah berkaitan dengan peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah.
Hal ini disampaikan oleh Ustaz Drs H Solihin Hasibuan, Pimpinan Ponpes Izzatunah.
Tahun Baru Islam 1442 berkaitan dengan momentum Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2020, Ustaz Solihin menyampaikan jika peringatan hari kemerdekaan bukan hanya dalam bentuk seremonial.
"Baik secara makna merdeka atau pun secara hijrah, karena ketika kita sudah merdeka berarti kita pun sudah hijrah," ungkapnya.
Dijelaskan Ustaz Solihin hijrah saat ini dapat diartikan berpindah dari suasana yang satu kepada suasana satu yang lain yang lebih baik.
Hijrah bukan hanya memaknai perpindahan rasul dari Mekkah ke Madinah, namun hijrah dengan meninggalkan larangan-larangan Allah SWT kepada melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.
Merdeka secara bahasa berarti tidak ada lagi tekanan dan tidak ada selalu bediri di atas kaki sendiri.
"Semoga ini pelajaran untuk Indonesia di masa Covid ini, disamakan oleh Allah bertemu hari Kemerdekaan sekarang bertemu dengan 1 Muharram," ujar Ustaz Solihin.
Kalau orang Indonesia mengambil makna muhasabah diri, mestinya jadi momentum hijrah.
"Kita sudah merdeka artinya tidak ada lagi tekanan-tekanan atau bebas, tidak ada yang ditakuti kecuali Allah," ujar Ustaz Solihin.
Kemudian makna hijrah yang dikaitkan dengan konteks ke arah kekinian juga dijelaskan oleh Ustaz H Hendra Zainudin, Pimpinan Ponpes Aulia Cedekia.
Dikatakan oleh Ustaz Hendra jika menyambut Tahun Baru Islam 1442 H dengan cara semakin mencari dan merebut keberkahan dalam konteks kemerdekaan dan dalam konteks hijrah.
"Karena ada sesuatu yang hilang dalam kehidupan kita bernegara dan berbangsa yaitu hilangnya mencari keberkahan, keberkahan ini yang harus dicari dalam kehidupan kita ke depan ini," ujar Ustaz Hendra.
Ustaz Hendra juga mengaitkan alasan pentingya mengenai keberkahan tersebut dengan carut marutnya ekonomi yang melanda saat ini.
"Karena banyak orang yang rakus, banyak yang mau mengekpsloitasi dengan yang namanya kekayaan yang berlebih-lebihan," jelasnya.
Rasulullah SAW seperti dalam hadis pernah menanyakan malaikat Jibril,
Jibril, kalo aku sudah mati apakah engkau akan kembali ke dunia ini?
Kata Jibril saya akan kembali ke dunia ini untuk mengambil 10 mutiara, salah satunya adalah mencabut keberkahan.
"Kita takut sekali jika malaikat Jibril datang ke dunia ini mencabut keberkahan, karena jika dicabut maka sudah tidak ada lagi kebaikan di dunia ini," ujar Ustaz Hendra.
Ada 3 hal yang bisa dilakukan agar hidup bisa berkah.
1. Jangan suka berbohong, karena berbohong ini menghilangkan keberkahan.
2. Harus komitmen dan pegang janji, jangan mudah berjanji tapi juga mudah mengingkari.
3. Kedzoliman, dzolim ini adalah sesuatu yang tidak pas untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih berkah.
Dzolim itu bisa menggelapkan hati, menggelapkan masa depan dan menggelapkan harapan.
• 7 Tradisi Unik yang Dilakukan Oleh Masyarakat Indonesia Saat Menyambut Tahun Baru Islam
Berbicara mengenai cara untuk menyikapi semangat baru di Bulan Muharram ini, H Supadmi Kohar, Wakil Ketua Umum ICMI Sumsel menyampaikan di dalam sebuah hijrah itu ada tekad, keinginan serta keikhlasan.
"Jadi untuk menatap depan itu yang papilng pokok tetap mengacu pada Alquran dalam Surat At Takwir, berbunyi demikian Fa aina tadzhabun artinya kemana kalian akan pergi?," ujar Supadmi.
Ini suatu pertanyaan dengan gaya bahasa Alquran yang tidak perlu dijawab, tetapi ke depan kita mau kemana? Apa yang akan kita lakukan?
"Dengan usia yang kita sekarang, kalau kita tidak tahu kemana akan pergi, kita tidak tahu kapan akan sampai," jelasnya.
"Barangkali ini dasar-dasar yang harus kita miliki, apapun profesi kita, kita harus tahu arah, sebagai manusia kita ingin kebahagiaan dunia dan akherat," tambahnya.
Ada tiga komponen untuk mendapat rahmat Allah, pertama iman, kemudian hijrah (pindah) yakni pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain lebih baik yakni dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
Kemudian, untuk mencapai semua itu tidak akan berhasil kecuali diiiringi dengan tekad yakni berjuang bersungguh-sungguh.
"Tidak akan kita dapatkan kalo tidak ada kesungguhan, maka apa yang ingin kita capai disertai dengan kesungguhan dan didorong dengan keinginan yang kuat, InsyaAllah itu bisa tercapai," jelasnya.
• Bacaan Doa Sesudah Sholat Jenazah dalam Bahasa Arab, Latin dan Arti Lengkap Keutamaan Sholat Jenazah
Yuk follow Instagram Sriwijaya Post
• 7 Tradisi Unik dari Berbagai Wilayah Indonesia Saat Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram
Serta sukai fanspage Sriwijaya Post
• Doa Ketika Bersin, Doa Mendengar dan Doa Menjawab Orang Bersin, Lengkap Adab & Keutamaan Doanya
Jangan lupa subscribe YouTube Channel SripokuTV