Berita PALI
Tak Punya HP, Kisah Arga Siswa Kelas VI SDN Abab PALI Berjalan Kaki Demi Bisa Belajar
Arga Juniarsyah (12) pelajar kelas enam SD N Abab Kecamatan Abab Kabupaten PALI, Sumatera Selatan, tiap hari berjalan sejauh tiga kilometer.
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Yandi Triansyah
SRIPOKU.COM, PALI -- Arga Juniarsyah (12) pelajar kelas enam SD N Abab Kecamatan Abab Kabupaten PALI, Sumatera Selatan, tiap hari berjalan sejauh tiga kilometer.
Hal itu dilakukan Arga untuk berangkat sekolah, demi bisa belajar.
Sebab dirinya tak bisa mengikuti belajar daring, karena tak memiliki handpone.
Arga yang tinggal di Jalan Menang 1 Desa Betung Barat ini jika mendapat tugas belajar mandiri per kelompok, ia harus pergi ke tempat temannya yang jaraknya hampir 2 km.
"Kami ditentukan belajar kelompok di rumah teman. Karena kami diberi tugas setiap hari. Jadi, memang harus berjalan cukup jauh untuk mengumpulkan tugas ini." ungkap Arga, Senin (27/7/2020).
• Bupati Ogan Ilir Positif Corona tapi Gelar Konferensi Pers , Prof Yuwono Tidak Boleh Kontak
• Polisi Ungkap Dugaan Penyebab Kematia Pria Wanita Tanpa Busana di Pelabuhan Merak
Dirinya merasa tidak keberatan untuk menerapkan belajar luring, lantaran untuk belajar secara daring tidak ada sarana prasarana seperti handphone.
"Kelompok belajar kami ada lima orang. Meski belum bisa berkumpul satu kelas, tapi kami merasa bersyukur, karena suasananya juga mengasyikan," katanya.
Sementara, salah seorang Guru di SDN 3 Abab, Muhammad Akbar Rafsanzani mengaku bahwa pekerjaan lebih ekstra tengah pandemi Covid-19.
Pasalnya, pihaknya menerapkan proses belajar luring, sehingga mengharuskannya mengunjungi tiap rumah siswa.
• Tetapkan Prasetijo Tersangka Polri Mulai Buka Lidik Siapa Saja Terima Dana Pelarian Djoko Tjandra
• Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Dari BMKG 28 Juli 2020: 3 Wilayah Ini Waspada Hujan Disertai Angin
Berdasarkan hasil survey dari para guru dan siswa yang dilakukan oleh Disdik PALI 70 persen menyetujui proses luring dan 30 persen daring.
"Siswa perwalian saya ada 28 siswa. Jadi harus dikunjungi satu persatu.
Untuk mempermudah, maka dibuat bahan ajar mandiri selain ada ke rumah-rumah siswa juga ada belajar per kelompok," ungkap Akbar.
Bahan ajar pun secara tematik dan setiap hari siswa diberikan tugas melalui aplikasi inbox facebook.
"Materinya tematik untuk seluruh mata pelajaran. Kecuali Agama dan Penjaskes.
Jadi siswa harus mengumpulkan tugas yang diberikan," katanya.
"Dalam satu minggu ada diberikan jeda hari tergantung materi yang disampaikan." jelasnya menambahkan.
Sementara untuk tugas diberikan dalam tiap harinya harus ada ceklist Kebaikan yang sudah dilakukan setiap hari dan ada tandatangan orang tua sebagai untuk validasi.
Kebaikan yang mereka lakukan itu biasanya tiap hari itu yang banyak mengurus atau menjaga adiknya. Karena orang tua banyak yang petani.
Ada juga yang nyuci piring serta angkat jemuran yang dilaporkan siswa," jelasnya.
• 5 Zodiak Yang Sulit Melakukan Hal Romantis & Yang Sering Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
• Penarik Ojek di Muaraenim Ini Ucap Maaf Usai Unggah Status Guru Makan Gaji Buta,PGRI: Kami Apresiasi
