Berita PALI
Mayoritas Belajar di PALI Menerapkan Sistem Luring, Arga Harus Berjalan 3 Km untuk Kumpulkan Tugas
Khusus di Kabupaten (PALI) proses belajar seperti biasanya dialihkan menjadi proses daring serta luring atau belajar mandiri dan kelompok.
Penulis: Reigan Riangga | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, PALI -- Proses belajar mengajar di sekolah disesuaikan seiring dengan maraknya pandemi virus corona (Covid-19).
Khusus di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) proses belajar seperti biasanya dialihkan menjadi proses daring serta luring atau belajar mandiri dan kelompok.
Proses daring serta luring ini para pelajar diberikan tugas yang harus diselesaikan per harinya.
Lokasi sekolah dengan jarak cukup jauh dari tempat tinggal menjadi tantangan tersendiri bagi pelajar serta guru di Bumi Serepat Serasan.
Seperti yang dialami Arga Juniarsyah (12) pelajar kelas enam SDN Abab Kecamatan Abab Kabupaten PALI.
Arga yang tinggal di Jalan Menang 1 Desa Betung Barat ini harus menempuh jarak sekira 3 Kilometer (km) tiap harinya untuk berangkat ke sekolah.
Sementara belajar mandiri per kelompok, ia harus pergi ke tempat temannya yang jaraknya hampir 2 km.
"Kami tiap hari diberi tugas, sementara untuk dikumpul kami belajar kelompok, kami ditentukan belajar kelompok di rumah teman. Karena kami diberi tugas setiap hari. Jadi, memang harus berjalan cukup jauh untuk mengumpulkan tugas ini." ungkap Arga, Senin (27/7/2020).
Dirinya merasa tidak keberatan untuk menerapkan belajar luring, lantaran untuk belajar secara daring tidak ada sarana prasarana seperti handphone.
"Kelompok belajar kami ada lima orang. Meski belum bisa berkumpul satu kelas, tapi kami merasa bersyukur, karena suasananya juga mengasyikan," katanya.
• BSB Cabang Muaraenim Bidik UMKM Produktif untuk Disalurkan KUR dengan Bunga Rendah
• Bupati Ogan Ilir Positif Corona tapi Gelar Konferensi Pers , Prof Yuwono Tidak Boleh Kontak
• Polisi Ungkap Dugaan Penyebab Kematia Pria Wanita Tanpa Busana di Pelabuhan Merak
Sementara, salah seorang Guru di SDN 3 Abab, Muhammad Akbar Rafsanzani mengaku bahwa pekerjaan lebih ekstra tengah pandemi Covid-19.
Pasalnya, pihaknya menerapkan proses belajar luring, sehingga mengharuskannya mengunjungi tiap rumah siswa.
Berdasarkan hasil survey dari para guru dan siswa yang dilakukan oleh Disdik PALI 70 persen menyetujui proses luring dan 30 persen daring.
"Siswa perwalian saya ada 28 siswa. Jadi harus dikunjungi satu persatu. Untuk mempermudah, maka dibuat bahan ajar mandiri selain ada ke rumah-rumah siswa juga ada belajar per kelompok," ungkap Akbar.
Bahan ajar pun secara tematik dan setiap hari siswa diberikan tugas melalui aplikasi inbox facebook.
"Materinya tematik untuk seluruh mata pelajaran. Kecuali Agama dan Penjaskes. Jadi siswa harus mengumpulkan tugas yang diberikan," katanya.
"Dalam satu minggu ada diberikan jeda hari tergantung materi yang disampaikan." jelasnya menambahkan.
Sementara untuk tugas diberikan dalam tiap harinya harus ada ceklist Kebaikan yang sudah dilakukan setiap hari dan ada tandatangan orang tua sebagai untuk validasi.
Kebaikan yang mereka lakukan itu biasanya tiap hari itu yang banyak mengurus atau menjaga adiknya. Karena orang tua banyak yang petani. Ada juga yang nyuci piring serta angkat jemuran yang dilaporkan siswa," jelasnya.(cr2)