Inilah Kabar Baik dalam Perkembangan Vaksin Corona (2): Vaksin dari Moderna
Setelah perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Moderna, mengumumkan bahwa uji klinis tahap II sudah dilalui dan membuahkan hasil memuaskan.
Waktu 18 bulan terkesan begitu lama saat pandemi terjadi. Namun, menciptakan vaksin hanya dalam waktu satu setengah tahun sebenarnya terhitung sangat-sangat cepat, jika dibandingkan dengan waktu yang biasa dibutuhkan, yaitu 10-15 tahun.
Mengapa proses pembuatan vaksin begitu lama? Sebab, ada berbagai tahap yang harus dilewati untuk memastikan bahwa vaksin tersebut benar-benar aman.
Dan jangan lupa juga subscribe, like dan share channel Instagram Sriwijayapost di bawah ini:
Secara keseluruhan, sebenarnya ada enam tahap yang perlu dilewati untuk membuat satu vaksin, yaitu:
1. Proses perancangan vaksin
Pada tahap ini, para peniliti akan mempelajari virus tersebut secara detail dan mencari cara agar sistem imun di tubuh kita bisa mengenalinya, dan kemudian membuat pertahanan di dalam tubuh.
2. Pengujian pada hewan
Tahap kedua adalah pengujian pada hewan. Pada tahap ini, vaksin akan disuntikkan ke hewan uji untuk melihat efektivitas dan efek samping yang mungkin timbul.
Namun untuk vaksin corona, tahap ini tidak dilakukan karena harus menghemat waktu. Sehingga, kandidat vaksin yang ada langsung melakukan uji coba klinis pada manusia.
3. Uji klinis fase ke-1
Uji klinis fase ke-1 dilakukan pada manusia untuk melihat efektivitas dan efek samping yang bisa muncul pada manusia. Biasanya, pengujian ini dilakukan dengan jumlah sampel yang kecil.

4. Uji klinis fase ke-2
Sementara itu pada fase ke-2, pengujian akan dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih besar dan dengan analisis yang lebih mendalam. Misalnya, untuk melihat efek dari vaksin ini secara biologis dan mengamati mekanisme yang ditimbulkan untuk merangsang sistem imun tubuh.
5. Uji klinis fase ke-3
Uji klinis fase terakhir ini melibatkan jauh lebih banyak orang dengan waktu pengamatan yang juga jauh lebih lama.
