Penjelasan Dirtek PDAM Tirta Musi Terkait Besarnya Tagihan yang Dikeluhkan Pelanggan,Tarif Progresif

Direktur Teknik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi, Azharuddin menegaskan tidak ada kenaikan tarif.

Penulis: Rahmaliyah | Editor: Refly Permana
Tribun Medan
Ilustrasi meteran air 

Laporan Wartawan Sripoku.com, Rahmaliyah

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Direktur Teknik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Musi, Azharuddin menegaskan tidak ada kenaikan tarif yang belakangan dikeluhkan para pelanggan.

Tarif yang dipakai masih menggunakan tarif lama.

Ia mengatakan, selama Covid-19 di April dan Mei, petugas PDAM tidak melakukan pembacaan meteran.

Perhitungan berdasarkan tafsiran atas nilai tagihan pada bulan sebelumnya.

"Sekarang memang masih pakai pembaca meteran, tapi kita menghitungnya sudah menggunakan Android jadi terbaca dan direkam karena petugas juga harus memfoto meteran.

Jadi tidak ada yang disebut sistem tembak dari jauh," jelasnya, Kamis (2/7/2020).

CERITA Perjuangan Hidup Fransen Susanto, Dulunya Cleaning Service, Kini Jadi Pengusaha Sukses!

Dijelaskannya, sistem perhitungan pemakaian untuk pelanggan PDAM sedikit berbeda.

Dimana PDAM akan menghitung jumlah pemakaian air bersih setelah digunakan.

Dengan rata-rata kubikasi untuk pelanggan rumah tangga dikisaran Rp 3.000-4.000 dari total 14 kategori pelanggan rumah tangga.

"Ini tarifnya progresif sesuai kategori kubikasinya, 0-10 hingga >30 ada rupiahnya. Jadi misal, air dipakai bulan Januari akan dicatat bulan Februari sedangkan tagihannya baru keluar di Maret.

Bila pakai 10 kubik dikalikan sesuai tarif pemakaian. Kemungkinan kenaikan yang dirasakan pelanggan di Juli ini karena pemakaian di bulan April dan Mei. Saat itu sedang tinggi-tingginya pemakaian," ujarnya.

Diakui Azhar, selama pandemi kemarin kapasitas pendistribusian air yang disalurkan ke pelanggan rumah tangga jauh lebih besar dari sebelum-sebelumnya.

Pelek Ban Pecah, Mobil Box Bermuatan Air Terguling di Soekarno Hatta Palembang

Meski tak menyebutkan jumlah besarannya, namun pendistribusian ini tak terlepas di masa itu banyak masyarakat yang berada dirumah.

"Mungkin nanti akan kita lihat lagi, apakah ada lonjakan penggunaan selama masa pandemi. Namun, bila sebagian kecil bisa jadi ada kebocoran pipa yang jelas kita akan cari solusinya," tegasnya.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved