Emergency, Pak Lurah Pun Bantu Persalinan Dadakan di Pinggir Jalan
Atas dasar kemanusiaan, apapun harus dilakukan meski tidak ada pengalaman dan pengetahua tentang masalah yang dihadapi.
Begitu pintu rumahnya dibuka, ia kaget di depannya ada ibu hamil kelihatan agak panik dan sedang mencari bidan.
Chusana langsung lari ke rumah bidan yang ada di samping kanan rumahnya. Namun, bidan tak berada di tempat.

Kades tolong persalinan di pinggir jalan
Melihat Aminah menahan sakit sambil memegangi perutnya, Chusana terbawa panik.
Apalagi Aminah terus mengikutinya sambil menggendong dua anaknya, satu berusia 7 tahun dan yang kecil berusia 14 bulan.
"Melihat itu saya agak panik dan langsung lari ke dalam rumah untuk menggambil handphone buat menelpon Bu bidan," paparnya.
Baru menelepon dan belum sempat diterima bidan, Aminah yang ada di sampingnya tiba-tiba mengerang kesakitan.
Bersamaan itu Aminah langsung terduduk di paving di samping rumahnya dan rumah bidan.
"Dia (Aminah) berteriak 'aduh pecah Pak, pecah Pak (ketubannya)," teriak Aminah ditirukan Chusana.
"Ya, kami semua panik, namun tak tahu apa yang harus kami lakukan. Melihat Bu Aminah seperti itu, saya dengan cepat membuka pakaiannya, terutama yang menghalangi proses persalinan itu," ujarnya.
Chusanah dengan cepat mengambil posisi terlentang di atas paving.
Tanpa ada yang memberi tahu, Chusana langsung duduk di depan paha Aminah. Hanya hitungan detik, kepala bayi itu sudah terlihat.
"Begitu kepalanya terlihat, kedua tangan saya siap menadahinya. Bersamaan itu saya memanggil istri saya untuk mengambilkan selimut," ujar Chusana.
Meski kepala bayi itu sudah terlihat, Chusana mengaku tak berani berbuat apa-apa.
Dia hanya menyiapkan kedua tangannya untuk menadah. Rupanya, bayi tersebut keluar dengan sendirinya.