Dikenal akan Kehebatannya,Ternyata Hal Sederhana ini Bisa Membuat Orang Jepang Iri dengan Indonesia
siapa sangka di balik kehebatan negara Jepang, tak sedikit dari warga Jepang yang iri dengan hal-hal yang dimiliki Indonesia.
Penulis: Nadyia Tahzani | Editor: Sudarwan
SRIPOKU.COM - Jepang sudah lama dikenal sebagai negara penghasil produk yang banyak digunakan di Indonesia.
Mulai dari perangkat elektronik hingga kendaraan bermotor, kamu pasti sudah pernah memakai produk dari Negeri Sakura.
Selain kemajuan teknologi, Jepang juga terkenal dengan budaya dan karakteristik masyarakatnya.
Orang Jepang sering jadi panutan karena tergolong pekerja keras.
Ya, Jepang sangat terkenal disiplin, unggul dalam teknologi, punya banyak destinasi wisata super bersih dan menarik.
Namun siapa sangka di balik kehebatan negaranya, tak sedikit dari warga Jepang yang iri dengan hal-hal yang dimiliki Indonesia.
• Tak Terekspos Media, Begini Perlakuan Sarajudin ke Keluarga Zaskia Gotik, Baru Terungkap Pas Lebaran
• Dinikahi Pengusaha Harvey Moeis, Sandra Dewi Langsung Lakukan Ini saat Anaknya Digigit Serangga
Hal-hal tersebut sebenarnya sih sederhana, bahkan kita enggak pernah menyadari itu.
1. Beriklim Tropis
Orang-orang di Jepang menyukai alam yang tropis seperti di Indonesia. Mereka suka sekali ke pantai dan menghabiskan banyak waktu di sana. Namun hal itu hanya bisa dilakukan saat musim panas saja.
Itulah mengapa musim panas adalah musim paling disukai oleh orang Jepang dan beberapa negara di sekitarnya.
Indonesia memiliki musim panas yang sangat panjang. Selain itu Indonesia juga memiliki banyak sekali pantai yang indah, salah satunya yang ada di Bali.
• Tak Cuma Aurel, Ashanty Juga Beri Syarat Ini untuk Semua Anaknya Jika Menikah: Kasihan Sama Azriel
2. Istirahat dan jam kerja
Jam kerja di Jepang terkenal sangat melelahkan dan melewati batas.
Tak jarang ditemui, para pekerja di Jepang ini meninggal karena kelelahan bekerja, atau disebut dengan karoshi.
Beda dengan Indonesia yang jam lemburnya masih dalam batas wajar.
• Sekolah akan Masuk Seminggu Sekali dan Dibatasi 10 hingga 15 Anak, Dampak Penerapan New Normal
3. Keadaan di Sekolah
Meski juga sempat terdapat sejumlah masalah bullying di sekolah Indonesia, tampaknya kita tetap harus lebih bersyukur.
Pasalnya, hampir semua sekolah di Jepang pasti tersangkut kasus bullying.
Parahnya lagi, siswa yang depresi karena bullying ini sering tertekan dan melakukan bunuh diri.
Mereka yang melakukan bunuh diri karena merasa tidak kuat lagi hidup di lingkungan yang serba mengikat dan membuatnya susah hidup dengan bebas.
• 13 Tradisii Unik di Jepang Ini Layak Dihormati, No 9 Terlihat Sederhana Namun Miliki Makna Mendalam
4. Miliki Mata Lebar
Orang Jepang sangat menyukai mata lebar yang dimiliki orang Indonesia.
Sedangkan, sebagian besar warga Jepang memiliki mata yang sipit.
Saking kepengennya mata lebar, banyak lho, orang Jepang yang memutuskan untuk operasi plastik.
Tak sedikit pula orang Jepang ingin melakukan kencan dengan orang bermata lebar.
• CERITA WNI di Jepang yang Puasa Sampai 15 Jam, Lakukan Pemanasan Ini Sebelum Puasa Ramadan
5. Agama
Indonesia sangat rawan terjadi diskriminasi masalah agama, padahal hal ini sesungguhnya bisa memperbaiki pribadi seseorang lho, genks.
Tahukah kalian, bahwa hampir sebagian besar orang Jepang tidak punya agama, alias ateis, meskipun mereka merayakan Natal.
• Ramadan di Kota Meguro Jepang, Mengobati Rindu, Suasananya Seperti Indonesia
6. Tetap Hidup dengan Keluarga
Saat seorang anak telah berusia 20 tahun di Jepang, ia berhak untuk menentukan masa depannya.
Biasanya anak yang telah berusia 20 tahun (banyak yang kurang dari ini) akan keluar dari rumah.
Menjadi dewasa dan masih menumpang dengan orang tua adalah sebuah hal yang memalukan.
Jadi kalau pun masih tinggal di rumah mereka biasanya akan memberikan semacam kompensasi.
• 5 Ganda Putra Musuh Bebuyutan Marcus /Kevin Sanjaya Ada Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang)
7. Kepedulian Sosial yang Tinggi
Kita semua tahu jika orang Jepang memiliki manner atau tata krama yang baik. Namun tak semua orang di Jepang peduli dengan orang lain.
Mungkin yang hidup di daerah pedesaan masih memiliki sifat ini. Namun yang hidup di kota, kepedulian kepada sesama sepertinya susah dilakukan. Mereka beranggapan jika hidup sendiri saja sudah susah kenapa harus mengurusi orang lain.
Akhirnya mereka tak peduli jika ada orang atau bahkan keluar sendiri yang sampai melakukan hikikomori. Mereka tidak peduli jika mereka tak sekolah, tak kuliah, atau bahkan tidak pulang ke rumah.
Orang Indonesia tidak bisa melakukan hal-hal ini. Kita cenderung peduli dengan orang lain, meski kadang kepedulian itu berhubungan dengan sesuatu yang negatif.
• Cerita Wong Palembang Jalani Puasa dan Lebaran di Jepang, Saat Pandemi Covid-19 Mewabah