CERITA WNI di Jepang yang Puasa Sampai 15 Jam, Lakukan Pemanasan Ini Sebelum Puasa Ramadan
Waktu berpuasa di Jepang lebih panjang, 15 jam dalam sehari, WNI lakukan pemanasan sebelum masuk bulan Ramadhan
Penulis: Chairul Nisyah | Editor: Welly Hadinata
Laporan wartawan Sripoku.com, Chairul Nisyah
SRIPOKU.COM, JEPANG - Masuk bulan suci Ramadhan, diwajibkan bagi umat muslim di dunia untuk menjalankan ibadah puasa, dari terbit fajar hingga masuknya waktu sholat magrib.
Umumnya, umat muslim di Indonesia menjalankan puasa atau menahan lapar dan haus selama 12-13 jam perhari.
Namun hal ini nampak nya tidak berlaku jika kita menjalankan ibadah puasa di Negeri Sakura, Jepang.
Di Jepang, umat muslim harus menjalankan puasnya selama 15 jam dalam satu hari selama satu bulan penuh.
Hal ini diceritakan oleh salah seorang WNI asal Bogor bernama Ariefsetyo Nugroho.

Melansir dari laman berita Kompas.com, Ariefsetyo Nugroho, sudah tinggal di Jepang. Ramadhan kali ini, bagi dirinya merupakan pengalaman tahun kedua berpuasa di Jepang.
Negeri Sakura terkenal memiliki waktu puasa Ramadhan yang cukup panjang. Ramadhan tahun ini umat Islam di Jepang harus berpuasa 15 jam.
Arief mengaku sempat terkejut pada awal berpuasa di Jepang satu tahun yang lalu, namun saat ini ia sudah paham bagaimana mengatur persiapan agar kuat berpuasa 15 jam.
"Kalau saya pemanasan dulu sebelum puasa. Maksudnya makan dikurangi sedikit-sedikit, ya ditahan-tahan lah waktu sebelum bulan puasa," kata Arief saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/4/2020).
• Selama Ini Diam, Zaskia Gotik Tiba-tiba Meradang Suaminya Dibandingkan dengan Vicky prestyo: Jauh!
• Pemkab Muratara Siapkan Rp 46 Miliar Tangani Covid-19, Berikut Daftar Rinciannya
• Jijik Dirasakan Meggy Wulandari Saat Kiwil Hanya Ingin Tubuhnya, Bongkar Tabiat Asli Sang Mantan
• Bayi Berusia Delapan Jam Ini Diselamatkan Seekor Anjing, Setengah Badan Ditutupi Kantong Plastik
Arief melakukan adaptasi terlebih dahulu sebelum ramadhan, hal ini dilakukannya agar tubuhnya tidak terkejut lagi saat melakukan puasa di bulan ramadhan.
"Jadi yang harusnya makan jam segini, ditahan dulu. Nanti lama-lama biasa," jelas Arief.
Kendati berpuasa dalam waktu lama, dirinya mengaku tetap melakukan aktivitas seperti biasa, misalnya bekerja dan berolahraga. Namun saat pandemi virus corona seperti sekarang pola kerja Arief jadi berbeda. Sebab tempat kerja Arief menerapkan jam waktu istirahat yang bergilir atau dibagi.
Tadinya sebelum pandemi virus corona jam istirahat di tempat kerja Arief pukul 12.00. Ia bisa berisirahat sembari menunaikan shalat dzuhur.
"Nah pas corona ini, jadwal istirahatnya dimajuin jadi jam 11.00, itu kan belum waktu shalat ya. Jadi yaudah saya manfaatkan untuk tidur saja dan baca buku di kantin," jelas Arief. "Orang Jepang lainnya pada makan saya tidur," ucapnya sembari tertawa.