Wabah Pandemi Covid-19 Jadi Peluang Pengedar Narkoba Beraksi, Begini Modusnya Menurut BNN
Di tengah wabah Covid-19 di Indonesia, khususnya Sumsel, saat ini juga menjadi peluang bagi para bandar narkoba dalam modus pengedaran narkotika.
Penulis: maya citra rosa | Editor: adi kurniawan
Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Di tengah wabah Covid-19 di Indonesia, khususnya Sumsel, saat ini juga menjadi peluang bagi para bandar narkoba dalam modus pengedaran narkotika.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumsel, Wahyu Hindaryati, SKM., M.Si mengatakan dalam pandemi ini justru menjadi kesempatan bagi para pengedar narkoba dalam melancarkan aksinya.
Para bandar narkoba biasanya memanfaatkan kondisi masyarakat yang dalam kesulitan seperti pandemi Covid-19 ini dengan modus membantu ekonomi orang tersebut.
Para bandar narkoba biasanya dapat mengetahui masyarakat mana yang tidak akan menolak saat diberikan tugas mengedarkan narkoba.
"Mereka mampu mengidentifikasi masyarakat mana yang dapat dijadikan sebagai kurir narkoba, dengan iming-iming jumlah uang yang besar," ujarnya.
Bahkan, sejak tahun 2015, banyak ditemui bandar dan kurir narkoba adalah seorang wanita.
• Sejumlah Pegawai Bank di OKU Terpapar Covid-19, BI Sumsel: Kami Kembalikan Ke Bank Bersangkutan
• Kasus Virus Corona di Muba Bertambah 2 Kasus, Total Menjadi 6 Kasus
• Tambahan 119 Kasus Covid-19, 73 Palembang, OI 17, Banyuasin 8, Muaraenim 5, OKI 4, Prabu 3
Hal tersebut dilakukan para bandar narkoba karena mereka berpikir bahwa biasanya orang yang berurusan dengan narkoba adalah laki-laki, maka mereka mengubah dengan cara yang baru.
"Mereka selalu melakukan aksi dengan modus yang selalu berubah-ubah," ujarnya.
Selama ini, masalah narkoba dianggap hanya menjadi tanggung jawab BNN dan pihak kepolisian, padahal permasalahan ini adalah tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat.
Target para pengedar tidak lagi hanya laki-laki, namun kini bisa berbagai macam usia dan profesi, mulai dari anak-anak, ibu rumah tangga, dan lain sebagainya.
"Kita harus peduli, dimana membentengi keluarga agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba," ujarnya.
Selain itu, banyak para kurir dan bandar mengaku terpaksa menjadi pengedar narkoba karena himpitan ekonomi, yang dengan alasan tersebut ingin melegalkan perbuatan salah seperti itu.
Kesulitan yang dihadapi para penegak hukum adalah bahwa bandar narkoba sering kali bekerja dengan sengaja memutus rantai, yang artinya bekerja dengan tidak terang-terangan.
"Mereka para bandar bekerja dengan tidak terang-terangan, atau sengaja tidak menampakkan diri, banyak anak buahnya yang melakukan pengedaran," ujarnya.