Berita Muaraenim
Tim Gabungan Cari Keberadaan Beruang yang Menerang Penyadap Karet di Gunung Megang Muaraenim
Tim Gabungan dari Polsek Gunung Megang dan BKSDA Lahat dan Pemerintah Desa Lubuk Mumpo cari keberadaan berung penyerang petani karet.
Penulis: Ardani Zuhri | Editor: Tarso
SRIPOKU.COM, MUARAENIM - Tim Gabungan dari Polsek Gunung Megang dan BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lahat dan Pemerintah Desa Lubuk Mumpo, melakukan pencarian keberadaan Beruang yang menyerang Abdul Wahab (58) seorang penyadap karet.
Pencarian dilakukan dalam radius tiga kilometer dari lokasi penyerangan beruang tersebut.
"Hari ini, kami bersama BKSDA dan Pemerintah Desa melakukan penyisiran keberadaan Beruang Hitam tersebut, namun belum ketemu," ujar Kapolres Muaraenim AKBP Donny melalui Kapolsek Gunung Megang AKP Herly, Kamis (7/5/2020).
Menurut AKP Herly, hari ini (Kamis, red), pihaknya bersama-sama melakukan pengecekan dan penyisiran ke lokasi musibah korban penyerangan Beruang, mulai dari semua perkebunan di wilayah desa Lubuk Mumpo ke ataran jalan servo sampai ke kebun karet milik korban dengan radius tiga kilometer.
Setelah di telusuri berhasil menemukan beberapa barang milik korban seperti golok dan topi, sedangkan Beruang tidak berhasil ditemukan.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Martialis Puspito, bahwa pihaknya bersama tim dari pemerintah desa dan Polres Muaraenim, telah turun ke lokasi penyerangan di perkebunan karet milik korban tetapi banyak ditumbuhi semak belukar.
Dan kami menduga ketika kejadian sedang ada dua aktivitas bersamaan di mana petaninya sedang menyadap karet, dan beruangnya lewat sehingga sama-sama terkejut, sehingga menyebabkan beruang reaktif dan menyerang korban.
Kedatangan pihaknya ke lokasi untuk memastikan apakah beruang tersebut masih ada di sekitar lokasi atau sudah menjauh.
• Diduga Alami Depresi karena Di-PHK, Warga Lawang Kidul Kabupaten Muaraenim Ini Gantung Diri
• Update Covid-19 di Sumsel Hari Ini, Satu Orang Pasien dari Muaraenim Meninggal, Tim Lakukan Tracking
• Bertahan di Zona Hijau, Bupati OKU Selatan Apresiasi Kinerja Gugus Tugas di Posko Perbatasan
Sebab biasanya kalau ada konflik, aktivitas beruang masih ada dalam tempo 2-3 hari, maka eskalasinya harus naik, harus ada upaya lanjut apakah harus dievakuasi atau bagaimana, namun setelah dicek beruangnya sudah tidak ada lagi baik dari pengecekan lokasi maupun info dari warga.
"Kami sudah memberikan kontak kepada warga setempat, jika terlihat tanda-tanda apapun dari aktivitas terkonsentrasi ke satwa tersebut untuk dapat segera menghubungi kami," ujarnya.
Dan dari hasil pengecekan ke lapangan, lanjut Martialis, tidak ditemukan tanda-tanda aktivitas terkonsentrasi dari beruang tersebut misalnya bersarang atau mencari makan.
Kemungkinan besar terjadinya konflik tersebut karena keterkejutan, sebab dari Muratara hingga Muaraenim itu adalah ibu kota Beruang, konflik paling tinggi di wilayah kerja kami adalah Beruang.
Untuk itu pihaknya menghimbau kepada masyarakat desa kalau beraktivitas di hutan untuk selalu waspada, sebab mereka sangat agresif, kalau ke hutan itu ada baiknya perhatikan dulu di sekeliling kita.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang petani karet bernama Abdul Wahab (58) warga Desa Lubuk Mumpo, Kecamatan Gunung Megang Kabupaten Muaraenim, nyaris tewas diserang Beruang ketika sedang menyadap karet di kebun miliknya di Desa Lubuk Mumpo, Kecamatan Gunung Megang, Kabupaten Muaraenim,
Rabu (6/5). (ari)