Berita Palembang

Pura-pura Pingsan Diduga Jadi Modus Menghindar dari Tagihan Korban Penipuan Paket Sembako Murah

Puluhan warga Jumat (1/5/2020) mendatangi SPKT Polda Sumsel untuk melaporkan aksi penipuan bermoduskan paket sembako murah.

Editor: Refly Permana
sripoku.com/rere
Korban penipuan paket sembako murah saat membuat laporan ke Polda Sumsel. 

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Puluhan warga Jumat (1/5/2020) mendatangi SPKT Polda Sumsel untuk melaporkan aksi penipuan bermoduskan paket sembako murah.

Dikatakan seorang warga yang melapor, dirinya ada memesan 1200 paket sembako kepada terlapor yang diketahui berjenis kelamin perempuan tersebut.

Ia memesan paket sembako murah tersebut nantinya untuk karyawan dan warganya di kampung.

Update Covid-19 di Sumsel, Kasus Positif dan Pasien Sembuh Masing-masing Bertambah Enam

Adapun Isi paket sembako yang ditawarkan pelaku yakni 10 kilogram beras, 2 liter minyak goreng, 2 kilogram gula, 1 kilogram gandum, dan mie 10 bungkus.

Pertama ia memesan 1000 paket sembako kepada pelaku dan pelaku baru memberikan sebanyak 200 paket kepada korban.

"Belum selesai paket pertama, saya ditawari paket baru sebanyak 500 paket. Katanya, kalau tidak diambil mau diberikan kepada orang lain.

Makanya aku mau mengambil semuanya dan sepaket sembako Rp 105 ribu. Dapat 400 paket dan sisanya masih 100 paket," kata korban.

Setelah itu korban kembali ditawari lagi paket sembako Ramadhan sebanyak 500 paket yang kemudian diambil lagi oleh korban.

"Dia menawarkan lagi paket ramadan sebanyak 500 paket, saya ambil semuanya. Baru diberikan 200 paket, itu harganya Rp 125 ribu. Dari total semuanya, masih ada 1.200 paket yang belum diberikan pelaku," katanya.

Merasa belum mendapatkan paket yang dijanjikan pelaku, korban memutuskan untuk datang ke rumah pelaku.

Ikuti Jejak Liga Belgia, Penghentian Liga Belanda Mengundang Komentar Pelatih Persib Bandung

Ternyata, tak hanya dirinya tetapi banyak juga orang yang datang ke rumah pelaku untuk menanyakan paket sembako kepada tersebut.

Korban bertemu dengan pelaku dan menanyakan paket yang dijanjikan yang belum diberikan pelaku, padahal uang sudah diberikan semua.

Akan tetapi pelaku beralasan karena sulitnya akses untuk mengambil beras.

Para korban yang saat itu mendatangi rumah pelaku di malam hari kemudian menawarkan untuk menggunakan mobil salah satu korban kepada pelaku untuk mengambil beras.

Akan tetapi tiba-tiba pelaku langsung pingsan dan tidak sadarkan diri.

"Ketika ditawarkan pakai mobil kami, ternyata pelaku pura-pura pingsan. Jadi kami pulang, besoknya kami datang lagi ke rumah pelaku dan ternyata sudah kabur.

Sampai sekarang tidak tahu dimana," katanya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved