Pakai Jas Hujan Plastik, Cerita Penggali Kubur Saat Terima Jasad Pasien Corona, Begitu Hening & Haru
Pakai Jas Hujan Plastik, Cerita Penggali Kubur Saat Terima Jasad Pasien Corona, Begitu Hening & Haru
Total, hanya lima petugas yang mengurus proses pemakaman dari dekat.
Situasinya begitu hening dan haru.
Para anggota keluarga yang datang dan hanya diperkenankan melihat dari kejauhan tak kuasa menahan kesedihan karena tak bisa mengantarkan jenazah untuk terakhir kalinya dari jarak dekat.
Satu perwakilan keluarga yang mengazankan pun tak diperkenankan untuk ikut membantu proses pengurukan makam.
"Peti jenazah juga enggak dibuka, sudah begitu prosedurnya dari Dinas," kata Asep.
Setelah pemakaman selesai dan area makam disemprot disinfektan, pihak keluarga baru diperbolehkan mendekati makam.
Mereka diwajibkan disemprot disinfektan dan mengenakan masker.
Sore ini, ada sekitar 20 anggota keluarga yang ikut ke pemakaman.
Mereka mendekati ke arah makam untuk membacakan doa dan menaburkan bunga di gundukan tanah tanpa papan nisan.
"Ini lumayan banyak yang datang, ada juga yang nggak didampingi anggota keluarganya," kata Asep.
Setelah membacakan doa di pusara makam, anggota keluarga yang keluar kembali disemprot disinfektan oleh petugas makam.
Sedangkan jas hujan plastik yang tadi digunakan petugas makam langsung dibuang.
Mobil jenazah juga disemprot untuk memininalisir virus sebelum meninggalkan area TPU Tegal Alur.
2 lokasi makam di Jakarta
Pemprov DKI Jakarta menetapkan dua lokasi makam sebagai tempat pemakaman jenazah pasien yang positif virus corona.