Bagikan 1,5 Juta Alat Tes Virus Corona, Mendagri Juga Izinkan Sumsel Alihkan Anggaran Untuk Covid-19
Bagikan 1,5 Juta Alat Tes Virus Corona, Mendagri Juga Izinkan Sumsel Alihkan Anggaran Untuk Covid-19
Penulis: Jati Purwanti | Editor: adi kurniawan
Bagikan 1,5 Juta Alat Tes Virus Corona, Mendagri Juga Izinkan Sumsel Alihkan Anggaran Untuk Covid-19
Laporan wartawan Sripoku.com, Jati Purwanti
SRIPOKU.COM, PALEMBANG -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian
memperbolehkan Pemerintah Provinsi Sumsel lakukan pengalihan anggaran untuk penanganan kasus COVID-19 di Sumsel.
Tito menyebutkan, peraturan pengalihan anggaran daerah tersebut berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh dua kementerian yakni kementerian dalam negeri dan kementerian keuangan.
"Daerah bisa mengubah kebijakan anggaran untuk dialihkan ke bidang kesehatan ini," ujar Tito usai rapat bersama jajaran pemerintah Sumsel di Griya Agung, Sabtu (21/3/2020).
Menurut Tito, kondisi Sumsel yang saat ini masih dengan status nihil negatif Virus Corona masih merupakan data pasif karena belum dilakukan tes cepat secara massal (rapid test).
"Perlu kemungkinan data pasif, berdasar negara lain data pasif ini perlu diantisipasi. Mungkin ada yg positif. Karena itu, alat tes akan dibagikan ke daerah untuk pemetaan penyebaran virus," ujarnya.
• Menikah di Tengah Wabah Virus Corona, Pasangan Pengantin Ini Harus Rela Tak Dihadiri Tamu Undangan
• Pemkab Muba Segera Melakukan Rapid Tes Mandiri Secara Random bagi Warganya Cegah Covid-19 ke Muba
• Bandara SMB II Palembang Terapkan Social Distancing, Pasang Label Pembatas Jarak
Kemendagri pun akan lakukan pendistribusian 1,5 juta unit alat tes ke berbagai daerah yang membutuhkan di Indonesia termasuk Sumsel.
Alat tes tersebut akan diserahkan melalui gugus tugas daerah.
"Dalam masa menunggu alat tes itu tetap dilakukan edukasi ke masyarakat terkait COVID- 19 dan cara pencegahannya. Bisa diri sendiri atau semua," ujarnya.
Dalam upaya pencegahan, Tito juga mengimbau agar Pemprov Sumsel dapat lakukan upaya edukasi masif hingga ke tingkat desa dan rukun tetangga (RT).
Selain itu, dia juga sarankan Pemprov Sumsel untuk berikan bantuan kepada masyarakat berupa alat pelindung diri (APD) di berbagai tempat fasilitas publik.
"Lakukan edukasi yang sistematis oleh pemerintah maupun non pemerintah baik kepada individu dan ormas," jelasnya.
Tito juga meminta pemerintah Sumsel baik gubernur, walikota dan bupati untuk membatasi semaksimal mungkin berbagai kegiatan yang berpotensi menjadi kerumunan, termasuk kegiatan seni, olahraga demikian juga kegiatan keagamaan.
Kerumunan dengan suasana keagamaan diminta untuk ditunda di Sumsel. Berkaca demgan kasus di Malaysia, kasus Korea Selatan yang dari aktivitas keagamaan menjadi media penularan. Tak hanya itu, Tito juga meminta kegiatan kerumunan untuk perkawinan juga ditunda.
• Jorge Lorenzo Berpotensi Kembali Beraksi di MotoGP Dengan Satu Syarat Ini
• VIDEO : Begini Reaksi Najwa Shihab Saat Tahu Wajahnya Terlukis di Badan Mobil Truk
• Cegah Virus Corona, Setiap Kali Sandar Kapal Penyeberangan di Palembang Disemprot Disinfektan
"Bukan kegiatan keagamaannya yg dilarang. Jika ttp dibiarkan maka berarti membiarkan umat saling membunuh, grafik akan naik. Tujuannya untuk melindungi umat sendiri dan lindungi masyarakat yang lain," kata Tito.
Sementara itu, soal stabilitas ekonomi, Tito menekankan pemda untuk bantu bidang perhotelan dan restoran (hospitality) dan perdagangan, terutama yang rentan ekonominya dengan mekanisme bantuan secara tunai dan nontunai.
"Bantu dunia usaha, UMKM dan mikro bisa dengan insentif. Perusahan bisa diajak berkordinasi bagaimana caeanya agar ekonomi tetap hidup," terang Tito.
Sementara itu, gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan akan segera mengumpulkan para pemuka agama dan pimpinan ormas di Sumsel dalam upaya antisipasi penyebaran virus Corona di Sumsel.
"Senin para pimpinan ormas akan kami ajak diskusi. Selain itu, kami juga akan anggarkan dana khusus untuk penanganan COVID-19 di Sumsel." kata Deru.