Berita Palembang

Pembelian Gula di Mal-mal Palembang Dibatasi, Stok Tetap Habis, Sebagian Warga Kecele tak Kebagian

Pembelian Gula di Mal-mal Palembang Dibatasi, Stok Tetap Habis, Sebagian Warga Kecele tak Kebagian

Penulis: maya citra rosa | Editor: Welly Hadinata
SRIPOKU.COM/Maya Citra Rosa
Stok gula habis yang berada di rak salah satu mal di Palembang, Minggu (15/3/2020) 

Laporan wartawan Sripoku.com, Maya Citra Rosa

Pembelian Gula di Mal-mal Palembang Dibatasi, Stok Tetap Habis, Sebagian Warga Kecele tak Kebagian

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Pembelian gula yang dibatasi tiga kilogram setiap orang dalam satu hari, habis hanya sampai setengah hari di Farmer Market, PTC Palembang Sumsel, Minggu (15/03/2020).

Dari pantauan Sripoku.com, tidak ada lagi gula yang tersedia di rak penjualan gula yang masih dijual dalam harga normal Rp. 12.500, tidak ada kenaikan seperti dibeberapa tempat, langsung diserbu oleh warga Palembang.

Ratna, Warga Kalidoni Palembang merasa kecewa karena tidak sempat mendapatkan gula murah yang dijual, dia mendapat informasi bahwa beberapa mall masih menjual gula dengan harga normal.

"Saya keliling tadi cari rak gula, pas liat ternyata sudah habis diborong, padahal sudah dibatasi 3 kg pembelian," ujarnya.

Sebelumnya, harga eceran tertinggi gula yang naik dari Rp. 12.500 menjadi Rp. 15.000 keatas disebabkan ditutupnya impor gula dari negara lain seperti cina ke Sumsel.

Hal tersebut dapat menyebabkan kelangkaan gula di Sumsel apabila tidak adanya pembatasan pembelian oleh masyarakat.

Kepala Dinas Perdagangan Sumsel, Iwan Gunawan mengatakan meskipun Sumsel masih aman dari kelangkaan gula, namun stok gula di gudang mulai menipis.

Namun kenyataannya, para pedagang eceran seringkali menjual diatas harga normal, sehingga dalam hukum permintaan atau penawaran tinggi, maka harga akan naik.

Selain itu permasalahan lainnya, pabrik gula di Jakarta juga sedang mengalami kesulitan mencari bahan baku gula atau raw sugar untuk dijadikan gula kristal putih, membutuhkan dua atau tiga minggu untuk mengolahnya.

"Ini belum musim panen, prediksi panen tebu itu bulan Mei atau Juni, artinya mengatasi Maret dan April ke mei itu yang sedang dipikirkan," ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved