Ternyata Tinggal Bareng Ibu Tiri, Siswi SMP Bunuh Bocah Bukan Anak Sembarangan, Ini Keistimewaannya
Ternyata Tinggal Bareng Ibu Tiri, Siswi SMP Bunuh Bocah Bukan Anak Sembarangan, Ini Keistimewaannya
Ternyata Tinggal Bareng Ibu Tiri, Siswi SMP Bunuh Bocah Bukan Anak Sembarangan, Ini Keistimewaannya
SRIPOKU.COM - Pakar Mikro Ekspresi Poppy Amalya menduga siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahun di Sawah Besar, Jakarta, mengalami tekanan.
Poppy mengaku melihat hal tersebut dari gambar wanita menangis buatan siswi SMP yang bunuh bocah.
Dari hasil analisis Poppy Amalya, gambar tersebut mewakili rasa takut dan kesedihan yang dialami oleh siswi SMP tersebut.
• Curhat ke Ayah, Siswi SMP Pembunuh Bocah Ungkap Emosi Membaranya, Sebut Target Korban Selanjutnya
• Kumpulan Sketsa Mengerikan Siswi SMP Pembunuh Anak Kecil Mayatnya Disimpan di Lemari, Total Ada 13
• Polisi Didatangi Siswi SMP, Ternyata Serahkan Diri Ngaku Membunuh Anak Kecil Disimpan Dalam Lemari
Wakapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo mengakui kemampuan berbahasa Inggris dari siswi SMP tersebut.
Pasalnya dalam buku, curhatannya ditulis menggunakan bahasa Inggris.
"Di TKP tersebut yang pertama, kami menemukan papan curhat Anak ini cukup cerdas, berkemampuan bahasa inggris cukup baik dan dia mengungkapkan berbagai perasaannya itu dalam berbagai tulisan," katanya dikutip dari Tribun Jakarta.
Dari hasil olah TKP, polisi menduga pembunuhan bocah 6 tahun ini memang sudah direncakan.
Pasalnya polisi menemukan gambar wanita terikat dalam buku tersebut.
"Ungkapan perasaan dia tuliskan semua dan lebih menarik lagi bahwa apa yang dilakukan hari ini, ini sudah tergambar," ujarnya saat ditemui di tkp.
"Ini adalah gambar seorang wanita dengan terikat, lalu ada tulisan 'keep calm and give me torture," tambah sambil menunjukan buku catatan milik korban.
Coretan-coretan tangan pelaku menuliskan soal ayahnya, di antaranya "Please dad...don't make me mad, if you not want death. I will make you go to grave".
Kemudian ada coretan lainnya "My dad is my crush, i want to leave my dad or my dad is death". (Ayah menghancurkan saya, saya ingin meninggalkan ayah saya atau ayah saya yang meninggal)
Di lembar lain ada tulisan "Keep calm daddy bondage and give me torture". (Tetap tenang ayah dan beri aku siksaan).
Sementara itu Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menyatakan Polisi belum dapat menyimpulkan dari hasil temuan itu, apakah adanya konflik dalam keluarganya, pihaknya pun masih akan mendalami keterangan dari para orangtua.
"Masih kita dalami apakah proses perceraian itu juga ada pengaruh dan memang yang bersangkutan ini tinggal bersama ayah kandungnya dan ibu tirinya. Nanti kita update keterangan hasil lapfor," kata Yusri.