Berita Prabumulih

Kadinkes Minta Masyarakat Waspada Beli Pakaian BJ, Pedagang Akui tidak Mempengaruhi Penjualan

Masyarakat kota Prabumulih hendaknya berhati-hati dan waspada membeli pakaian bekas alias pakaian BJ.

Editor: Tarso
Tribunsumsel.com/Edison Bastari
Pedagang pakaian bekas alias pakaian BJ ketika menggelar dagangan di Pasar Inpres kota Prabumulih. 

SRIPOKU.COM, PRABUMULIH - Masyarakat kota Prabumulih hendaknya berhati-hati dan waspada membeli pakaian bekas alias pakaian BJ, disebabkan pakaian tersebut sebagian besar didatangkan dari negara-negara yang saat ini sedang marak wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Iimbauan tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Prabumulih, dr Happy Tedjo ketika diwawancarai wartawan pada Kamis (5/3/2020).

"Kami imbau masyarakat waspada dan hati-hati membeli pakaian BJ, karena diimpor dari luar negeri termasuk negara yang sedang marak virus corona, jangan karena murah jadi asal beli," ungkap Tedjo kepada wartawan.

Terkait pengawasan impor pakaian BJ, Dinkes mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait termasuk salah satunya Dinas Perdagangan.

"Kita akan koordinasikan ke dinas-dinas terkait karena mereka yang bisa melakukan sidak atau antisipasi," bebernya.

Sementara itu, Sepriani yang merupakan satu diantara pembeli pakaian BJ mengaku sedikit cemas membeli pakaian tersebut lantaran isu yang berkembang terkait virus corona saat ini.

"Kalau dulu sering beli, sekarang jadi takut nanti ikut tertular corona dari pakaian. Karena kita juga tidak tau dari mana pakaian bekas itu didatangkan," ungkapnya.

Dua Warga Buana Pemaca OKU Selatan Positif DBD, Satu Lagi Masih Diperiksa, Warga Minta Fogging

Motor, Mobil dan Surat Tanah Milik Bandar Narkoba Alamsyah Disita Polisi, Penyidik Terapkan TPPU

Punya Senjata Air Softgun Pemuda di Gelumbang Muaraenim Ini Ngaku Anggota Polisi, Tipu 3 Korbannya

Pantauan Tribunsumsel.com di pasar inpres kota Prabumulih, penjualan pakaian bekas alias pakaian BJ berjalan seperti biasa.

Hal itu disebabkan para pedagang menjamin dan menyatakan kepada para pembeli jika pakaian tidak didatangkan dari luar negeri.

"Kita jual seperti biasa dan pembeli seperti biasa, tidak ada pengaruh. Karena kalau kena corona maka saya yang duluan kena sebelum pembeli," beber Rusma, satu diantara pedagang BJ.

Rusma mengaku barang-barang yang dijual merupakan pakaian dari lokal disebabkan jika diimpor dari luar maka tidak bisa lagi dijual karena mahal.

"Untuk selimut dan seprei dijual Rp 150 ribu dan untuk sarung bantal dijual Rp 10 ribu. Barang dibeli lokal dan sebelum masuk juga sudah diberi obat sehingga aman," bebernya.

Hal yang sama disampaikan Eli pedagang lainnya. Menurut Eli, jika pakaian BJ lokal dijual antara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu sementara untuk yang impor lebih mahal sehingga tidak terjangkau pembeli.

"Kalau beli BJ kan murah kalau sudah mahal enak orang beli baru, makanya kita tidak jual yang impor karena mahal. Sejauh ini isu corona tidak berpengaruh ke penjualan BJ, kita yang kena duluan kalau corona," katanya.(eds)

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved