Saat Susur Sungai Ratusan Murid Pertaruhkan Nyawa, Terungkap sang Pembina Justru Pergi Transfer Uang
Tak ada yang menyangka jika IYA yang merupakan pembina Pramuka SMPN 1 Turi tega meninggalkan murid-muridnya yang tengah melakukan susur sungai.
Padahal, lanjut Akbar, ide dan penentuan lokasi dari tiga orang ini.
Ia juga menjelaskan bahwa kepala sekolah sudah diperiksa dan dari keterangannya kepala sekolah tidak dilapori kegiatan susur sungai hari itu.
Kegiatan hari itu di luar kontrol sekolah.
Dan dalam kasus ini, poin yang ditekankan adalah pembina yang mengontrol dan menggiring 249 siswa dalam susur sungai Sempor.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Rudy Prabowo menambahkan bahwa kegiatan Pramuka di SMPN 1 Turi dilakukan setiap hari Jumat mulai pukul 13.30-15.30.
Sedangkan kegiatan susur sungai dilakukan satu kali dalam satu semester.
Terakhir susur sungai dilakukan tahun 2019 dan titiknya berada di utara lokasi kejadian sekarang.
"Inisiator IYA, dan tiga orang ini yan punya sertifikat keahlian jadi harus tahu manajemen risiko dari perencanaan hingga pelaksanaan. Tiga orang ini yang paling bertanggung jawab tapi tak ada upaya yang kita lihat. Itulah kenapa kita berani menetapkan tersangka," bebernya.
Sedangkan terkait kemungkinan bertambahnya tersangka, Rudy menekankan bahwa pihaknya tidak mau berandai-andai.
Penyidik selalu memeriksa sesuai fakta hukum yang ada.
"Dari perencanaan dan diskusi-diskusi, tidak ada yang membahas soal safety.
Saat pelaksanaan juga tidak ada alat keselamatan diri misal pelampung atau tali.
Itu yg tidak diperhitungkan sama sekali sejak perencanaan."
"Bahkan rencana susur sungai baru muncul sehari sebelumnya, di hari kamis, lewat grup WA. Jadi memang minim persiapan," tegasnya.
Ia menuturkan bahwa IYA baru datang untuk membantu setelah ada yang meneleponnya.
