Dana BOS Telat Cair, Kepsek di Muratara Terpaksa Pinjam 'Uang Panas' Rentenir

Dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) setiap awal tahun sering terlambat cair hingga lima bulan bahkan lebih.

Editor: Yandi Triansyah
ISTIMEWA
Ilustrasi 

Sejauh ini, Ali mengaku bagaimanapun kesulitan keuangan sekolahnya, proses akademis tetap berjalan normal.

"Yah, walaupun sulit, tapi kegiatan sekolah tetap terlaksana, itu tadi, berbagai macam cara kami lakukan agar operasional sekolah tidak terganggu," katanya.

Kepala SMA Negeri Bingin Teluk, Kecamatan Rawas Ilir, Darmadi juga mengeluhkan keterlambatan pencairan dana BOS tersebut.

"Kalau terganggu yah terganggu, cuma tidak terlalu berdampak, terlambat satu dua bulan biasa, masih bisa diatasi," ujarnya.

Darmadi mengatakan, sekolah yang dipimpinnya tidak sampai mengutang dana ke sana kemari untuk mencari talangan akibat dana BOS terlambat.

Pihaknya berupaya memaksimal manajemen keuangan sekolah karena sudah mengetahui bahwa keterlambatan dana BOS sering terjadi setiap awal tahun.

"Terkadang juga ditutupi oleh bendahara, tapi tidak banyak, saya juga kalau ada uang bisa pakai uang saya dulu," katanya.

Namun tak bisa dipungkiri, Darmadi mengaku di tahun-tahun sebelumnya pernah terpaksa mengutang di toko untuk keperluan operasional sekolah.

"Di awal tahun kita perlu ATK, guru-guru butuh spidol, tinta spidol, absensi, dan lain-lain, jadi kasbon dulu di toko," katanya.

Tahun ini, pihaknya sudah mengutang di warung yang menjual bahan bakar minyak (BBM) untuk keperluan mesin rumput, mesin pompa air dan juga mesin listrik.

"Minyak untuk mesin sedot air sumur sehari-hari, kemudian listrik juga sering mati kita butuh minyak untuk menghidupkan mesin, itu masih ngutang semua," katanya.

Selain itu, pihaknya memerlukan biaya untuk transportasi kegiatan siswa yang akan mengikuti Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat kabupaten pada 18 Februari 2020.

Dulu Ditolak Keluarga Cendana, Mayangsari Justru Datangi Pernikahan Putra Tutut Soeharto, Pamer Ini

"Nah itu kan butuh biaya, jadi ditalang dulu oleh bendahara. Begitupun saya mau ada urusan ke Palembang, pakai uang pribadi saya dulu," katanya.

ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Muratara, Sukamto juga mengaku prihatin dengan keterlambatan pencairan dana BOS dari pemerintah pusat.

Halaman
1234
Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved