Berita Muba
Naiknya Debit Air di Kabupaten Muba Menjadi Berkah bagi Pengrajin Perahu, Hanya Rp 600 Ribu
Naiknya debit air Sungai Musi yang membelah wilayah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) ternyata menjadi berkah tersendiri bagi pengrajin perahu.
Penulis: Fajeri Ramadhoni | Editor: Tarso
Laporan wartawan sripoku.com, Fajeri Ramadhoni
SRIPOKU.COM, SEKAYU—Naiknya debit air Sungai Musi yang membelah sebagian wilayah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) ternyata menjadi berkah tersendiri bagi sejumlah masyarakat.
Seperti pengrajin perahu kecil atau biduk, di Sekayu mendapatkan banyak orderan pembutan biduk seiring naiknya debit air.
Salah satu pengrajin perahu atau biduk yang kebanjiran order yakni Abdul Hamid (37) warga jalan Depati Kecamatan Sekayu Kabupaten Muba, ia mengaku mendapatkan banyak pesanan ketika air sungai lagi meningkat.
Permintaan pembuatan perahu tersebut datang karena warga yang membeli digunakan untuk menangkap ikan dan transportasi air.
"Alhamdulillah, untuk bulan Januari yang sudah beberapa minggu ini sudah terjual sebanyak lima buah perahu. Warga yang pesan sendiri kebanyakan dari Sekayu dan sekitarnya mereka biasanya menggunakan perahu untuk alat transportasi dan untuk menangkap ikan," kata Abul Hamid, ketika dibincangi dikediamannya, Kamis (6/2/20) sore.
• Sambil Gendong Bayinya 3 Bulan, IRT Ini Diserahkan Penyidik Polres ke Kejaksaan Negeri Ogan Ilir
• Dua Pelaku Pencurian Motor dan Jambret Ini Dihadiahi Tembakan di Kaki Oleh Jatanras Polda Sumsel
• Turun Kelas BPJS di Empat Lawang, Dipermudah Dengan Program Praktis, Begini Caranya
Lanjutanya, untuk satu buah perahu yang ia buat, dipatok dengan harga Rp 600 ribu dengan panjang sekitar 4 meter. Sedangkan untuk modal pembuatan perahu ia membutuhkan modal sebesar Rp 250 ribu satu perahu.
“Satu perahu berukuran 4 meter saya jual dengan harga Rp 600 ribu rupiah. Kayu yang digunakan sendiri merupakan kayu meranti karena kayu ini kuat dan tahan dengan air. Untuk pembuatan selama 2 hari pak, atau tergantung pesanan berapa besar perahu yang mau dibuat," ujarnya
Usaha pembuatan perahu ia lakoni sudah kurang lebih 5 tahun, pembuatan perahu diketahuinya dari orang tuanya.
“Sudah 5 tahun buat perahu ilmunya dari orang tua, lihat-lihat saja waktu dulu. Alhamdulillah, walapun tidak banyak tetapi cukup untuk kehidupan sehari-hari,”ungkapnya.
Sementara, Yanto salah satu konsumen mengungkapkan dahulu ia membuat perahu disini kurang lebih 2 tahun lalu.
Menurutnya perahu yang dibuat awet. “Dahulu saya buat disini, nah hari ini saya service nampal sela-sela perahu dengan karet. Awet kalau buat disini,”ujarnya. (dho)