Bermula dari Kain Perca Bekas, Tas Jahitan Perempuan di Palembang Ini Kini Sudah Sampai ke Papua

Telah akrab dengan dunia fesyen, khususnya menjahit sejak kecil, menjadikan Masayu Maryani kini menyeriusi bisnis penjahitan tas.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
sripoku.com/jati
Masayu Maryani dan produk tas buatannya yang tersedia di di Rumah Jahit Zhofi yang beralamat di Jl. Kol. Sulaiman Amin Perumda Blok H.1 No.7, KM 7, Palembang. 

Mulanya tas yang dijahit oleh Noni adalah tas dengan bahan dasar kain perca sisa dari penjahit, kain denim yang dibelinya di pemasok yang ada di Bandung.

Namun, sekarang dia juga mengikuti tren tas dari kain dengan motif jumputan dan songket.

Jenis tas yang diproduksi pun beragam mulai dari tas tangan (clutch), tas selempang, ransel dan kotak tisu.

Untuk masing-masing tas juga memiliki motif dengan teknik jahit yang unik pula.

Tak hanya teknik yang umum, Noni juga mengaplikasikan teknik Boro, teknik tambal kain ala Negeri Sakura.

"Saya masih tetap membuat tas denim atau sisa kain lainnya tapi juga menyesuaikan pesanan pelanggan," jelas Noni.

Pohon Petai Tumbang, Jalan Lintas Sumatera Muaraenim-Tanjungenim Satu Jam Macet Total

Kini konsumen tasnya berasal dari kalangan perorangan dan juga perusahaan.

Tak hanya dari Palembang, peminat produk hasil tangan Noni juga datang dari Lampung, Bekasi dan Papua.

Dalam setahun omzet paling banyak yang berhasil diraih ibu dua putri ini hingga Rp100 juta.

"Tahun 2017 saya pernah ikut lomba di Dekranasda. Jurinya berasal dari Bank Indonesia.

Dari sana juga akhirnya produk saya dipromosikan dan alhamdulilah sekarang dikenal banyak orang." ujarnya.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved