Bermula dari Kain Perca Bekas, Tas Jahitan Perempuan di Palembang Ini Kini Sudah Sampai ke Papua

Telah akrab dengan dunia fesyen, khususnya menjahit sejak kecil, menjadikan Masayu Maryani kini menyeriusi bisnis penjahitan tas.

Penulis: Jati Purwanti | Editor: Refly Permana
sripoku.com/jati
Masayu Maryani dan produk tas buatannya yang tersedia di di Rumah Jahit Zhofi yang beralamat di Jl. Kol. Sulaiman Amin Perumda Blok H.1 No.7, KM 7, Palembang. 

Laporan wartawan sripoku.com, Jati Purwanti

SRIPOKU.COM, PALEMBANG - Telah akrab dengan dunia fesyen, khususnya menjahit sejak kecil, menjadikan Masayu Maryani kini menyeriusi bisnis penjahitan tas.

Semenjak masih menempuh pendidikan di sekolah lanjutan pada medio tahun 2000, perempuan bersapaan Noni  telah memiliki hobi membuat dompet kecil yang digunakannya sebagai tempat pensil.

Kini tas buatannya lewat Rumah Jahit Zhofi dikenal berbagai kalangan baik konsumen individu maupun perusahaan.

Harga Getah Karet tak Stabil, Bupati Musi Rawas Hendra Gunawan Ajak Warganya untuk Kreatif

"Kakak saya sudah berpengalaman sehingga soal potong pola saya banyak dibantu.

Saya bisa jadi lebih cepat proses pembuatan tas," katanya di Rumah Jahit Zhofi yang beralamat di Jl. Kol. Sulaiman Amin Perumda Blok H.1 No.7, KM 7, Palembang, Rabu (29/1/2020).

Perempuan yang banyak menghabiskan waktunya sebagai ibu rumah tangga ini pun harus merenovasi garasi rumahnya menjadi tempatnya membuat karya tas yang dipesan oleh konsumen.

Noni memulai bisnis tasnya sejak 2015 lalu hanya karena iseng.

Dia mengatakan, mulanya dia membuat tas makan (lunch bag) untuk putrinya.

Namun, saat itu tas bikinannya dilirik oleh orangtua teman anaknya.

"Awalnya dari ibunya teman anakku yang pesan.

Terus aku makin semangat bikin dan promosi di Facebook eh banyak yang pesan. Aku menjahit karena kecintaan. Otodidak juga," ujar Noni.

Simpan Identitas Pria, akhirnya Kesha keceplosan, Sebut Nama Mantan Pernah Menampar & Menginjaknya

Dua tahun berselang tepatnya pada 2017, Noni mulai memantapkan hati untuk menerima banyak pesanan.

Dia pun mulai mencari bahan baku hingga ke kota kembang untuk keperluan tas buatannya.

Dahulu dia pun hanya membuat pesanan sesempatnya saja akan tetapi saat ini saat pesanan telah banyak dia harus ekstra melakukan pekerjaannya dengan dibantu sang kakak yang juga penjahit pakaian.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved